Jumat 25 Dec 2020 00:10 WIB

Usai Normalisasi, Influencer UEA-Bahrain Promosikan Israel

Sekelompok pemuda yang punya pengaruh di media sosial mempromosikan Israel

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bendera Israel (ilustrasi)
Foto: Antara
Bendera Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sebanyak 11 pemuda Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain mempromosikan Israel lewat Facebook, Twitter, dan Instagram bulan ini. Mereka adalah bagian dari kampanye yang didanai oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk memasarkan Tel Aviv sehubungan dengan kesepakatan normalisasi Teluk baru-baru ini.

Perjalanan itu diorganisir oleh sebuah organisasi Yahudi-Arab Israel yang dikenal sebagai Sharaka atau bahasa Arab untuk kemitraan. "Kami ingin membuat perdamaian hangat yang sebenarnya," kata Kepala Sharaka dan Reservist on Duty, grup IDF, Amit Deri.

Baca Juga

Deri membandingkan hubungan perjanjian perdamaian dingin antara Israel dengan Mesir dan Yordania. Pemerintah Tel Aviv dapat mempertahankan hubungan keamanan tetapi penduduk kedua negara itu memiliki pandangan negatif terhadap negara Yahudi.

Untuk mencairkan hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, maka jalan berbeda digunakan. Salah satunya melibatkan anak muda. Delegasi tersebut sebagian besar terdiri dari pria dan wanita muda punya pengaruh di media sosial.

Mereka biasanya berasal dari keluarga berpengaruh di Teluk. Salah satu tokoh dominan dalam perjalanan itu, Amjad Taha, merupakan seorang komentator Arab Inggris yang berbasis di Bahrain.

Taha yang dikenal sangat kritis terhadap Iran dan Palestina memiliki lebih dari 300 ribu pengikut di Twitter. Pemuda lainnya memiliki beberapa ribu pengikut di Instagram dan platform lainnya.

Kelompok itu tiba pada 11 Desember dan melakukan perjalanan ke seluruh negeri dari Yerusalem ke Dataran Tinggi Golan. Mereka bertemu orang Yahudi, Druze, dan Bedouin Israel di sepanjang jalan, termasuk Presiden Reuven Rivlin, sebelum kembali ke rumah tujuh hari kemudian.

Ide untuk perjalanan itu muncul setelah sekelompok 10 orang Israel dari Reservists on Duty melakukan perjalanan ke Dubai. Mereka bertemu dengan sejumlah aktivis sosial Arab Teluk yang mereka undang untuk datang ke Israel.

Dikutip dari Times of Israel pada Kamis (24/12), perjalanan itu tidak didanai oleh pemerintah Israel. Menurut Deri, anggaran tersebut malah disediakan oleh donatur swasta AS dan Israel, tetapi mendapat dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk.

Unggahan dan konten media sosial grup tersebut sangat didukung dan dibagikan oleh akun resmi pemerintah Israel. Beberapa yang ikut terlibat membagikan kegiatan itu termasuk akun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juru bicara IDF Arab Avichay Adraee, Kementerian Urusan Strategis, dan beberapa badan serta pejabat lainnya.

Asisten Presiden AS Donald Trump, Avi Berkowitz, juga me-retweet konten yang diproduksi oleh grup tersebut. "Kami ingin membangun hubungan agar ikatan ini langgeng. Mudah-mudahan akan ada lebih banyak negara yang menormalkan hubungan dengan Israel," kata Deri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement