Kamis 24 Dec 2020 10:27 WIB

Pengamat Sebut Tiga Klaster dalam Reshuffle Kabinet Jokowi

Enam menteri baru Jokowi telah resmi dilantik kemarin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo Memberikan ucapan selamat kepada Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Muhammad Herindra seusai acara pelantikan Menteri dan Wakil Menteri di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/12).
Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo Memberikan ucapan selamat kepada Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Muhammad Herindra seusai acara pelantikan Menteri dan Wakil Menteri di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari mengatakan ada tiga klaster dalam perombakan menteri yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertama, kata Qodari, klaster tokoh popular yakni dipilihnya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial dan Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif.

Menurutnya, pada klaster tokoh popular ini sisi akomodasi politik sangat kental karena mendapat dukungan politik internal.

Baca Juga

"Risma merupakan kader PDIP yang disukai Megawati. Adapun pemilihan Sandiaga Uno yang merupakan kader partai Gerindra," kata Qodari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/12).

Qodari menyebut pemilihan menteri kali ini dari kalangan partai dipilih orang-orang yang berkualitas dengan pertimbangan yang sangat bagus dan terlihat dari nama-nama yang ada saat ini. Qodari mencontohkan sosok Tri Rismaharani yang selama menjadi Wali Kota Surabaya sudah menunjukkan prestasi kinerjanya.

“Siapa yang tidak kenal dengan Bu Risma dan siapa yang tidak mengakui kerja kerasnya selama menjadi Wali Kota. Perubahan atau transisi yang berhasil dilakukan oleh Bu Risma dalam mengubah wajah Kota Surabaya,” kata Qodari.

Kedua, lanjut Qodari, klaster tokoh yang keberpihakannya sudah jelas diwakili oleh Yaqut Cholil Qoumas dan Muhammad Lutfi. Gus Yaqut dikenal sebagai Ketua Umum GP Ansor dimana tidak diragukan lagi keberpihakan terhadap soal pluralisme, Bhineka Tunggal Ika dan dengan gayanya yang tegas.

“Keberpihakan itu sangat diperlukan pada situasi dan kondisi sekarang ini, jadi Menteri Agama itu tidak hanya kuat pada tataran wacana tapi juga kuat pada tataran lapangan, karena lapangan juga sangat menentukan,” kata Qodari.

Sementara, Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan yang memiliki latar belakang HIPMI diharapkan kebijakannya itu pro kepada kepentingan nasional. “Karena kental sinyalemen bahwa Menteri Perdagangan sebelumnya itu keberpihakannya ‘agak’ kurang,” katanya.

Ketiga, klaster profesional manajerial yang diwakili Budi Gunadi Sadikin dan Sakti Wahyu Trenggono. Qodari menyebut hadirnya Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan diharapkan mampu meningkatkan serapan anggaran dan menyiapkan vaksinasi Covid-19.

Selain itu, lanjut Qodari, tugas Menkes Budi Gunadi Sadikin bagaimana agar asuransi kesehatan terutama BPJS itu bisa terkelola dengan baik agar tidak defisit terus menerus.

“Pak Jokowi itu dulu berkali-kali marah karena serapan anggaran, saya kira sebagai seorang ahli keuangan yang begitu panjang pengalamannya dalam dunia perbankan diharapkan agar serapan anggaran Covid-19 dari Kementerian Kesehatan akan cepat dan menyiapkan vaksinasi Covid-19 yang menjadi tugas besarnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Sakti Wahyu Trenggono, diharapkan untuk bisa dengan skill dan kemampuannya sukses untuk urusan KKP. “Diharapkan mampu mengembangkan skill kewirausahaan dari Pak Sakti Wahyu Trenggono dalam dunia perikanan di Indonesia.” kata Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement