Rabu 23 Dec 2020 14:35 WIB

Ilmuwan Pelajari Mikroba di Lukisan Leonardo Da Vinci

Mikroba dalam sebuah karya seni bisa menyebabkan kerusakan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Lukisan Leonardo da Vinci yang menggambarkan Isabella d
Foto: The Telegraph
Lukisan Leonardo da Vinci yang menggambarkan Isabella d

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Para ilmuwan menganalisis mikroba yang ditemukan pada tujuh lukisan karya Leonardo da Vinci. Pada bulan Maret lalu, para ilmuwan di J. Craig Venter Institute (JCVI), Maryland, AS, mengumpulkan dan menganalisis penyeka dari lukisan berusia berabad-abad dalam koleksi pribadi yang bertempat di Florence, Italia.

Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Microbial Ecology. Mempelajari spesies mikroba yang ada pada karya seni dapat mengarah pada cara baru untuk memperlambat kerusakan. Selain itu juga bisa membantu mengidentifikasi karya seni palsu.

Baca Juga

Para peneliti di balik ini adalah ahli genetika JCVI yang bekerja sama dengan Proyek DNA Leonardo da Vinci di Prancis. Untuk studi bulan Maret, ahli genetika JCVI mengambil sampel mikroba dari potongan gaya Renaisans. Mereka memastikan keberadaan mikroba yang disebut "oksidase positif" pada permukaan kayu dan kanvas yang dicat.

Mikroba ini mengunyah senyawa yang ditemukan dalam cat, lem, dan selulosa (ditemukan di kertas, kanvas, dan kayu), yang kemudian menghasilkan air atau hidrogen peroksida sebagai produk sampingan.

"Produk sampingan seperti itu kemungkinan besar mempengaruhi keberadaan jamur dan tingkat kerusakan secara keseluruhan," kata para penulis dalam makalah mereka, dilansir di Ars Technica, Rabu (23/12).

Studi sebelumnya telah mencoba untuk mengkarakterisasi komposisi mikroba yang terkait dengan kerusakan karya seni. Kini, hasil penelitian ini merangkum studi berbasis genomik skala besar pertama yang memahami komunitas mikroba yang terkait dengan karya seni yang menua.

Mereka menemukan bahwa mereka dapat membedakan populasi mikroba pada berbagai jenis bahan. Secara khusus, seni batu dan marmer memiliki populasi mikroba yang lebih beragam dibandingkan lukisan.

"Hal ini mungkin karena sifat berpori dari batu dan marmer yang menyimpan organisme tambahan dan berpotensi kelembaban dan nutrisi, bersama dengan kemungkinan pembentukan biofilm," tulis mereka.

Sebaliknya, lukisan minyak menawarkan nutrisi yang lebih sedikit bagi mikroba.  Para penulis mengakui ukuran sampel yang kecil, tetapi mereka tetap menyimpulkan bahwa ciri mikroba dapat digunakan untuk membedakan karya seni sesuai dengan bahan yang digunakan.

"Yang menarik adalah keberadaan dan aktivitas enzim pengurai minyak," tulis para penulis.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement