Oleh : Arief Rosyid Hasan, Kolomnis/Aktivis/Komisaris Bank Syariah
Lutfi dan Keberpihakan
Pagi ini terjadi pelantikan 6 Menteri baru di Istana Negara, salah satu diantaranya M. Lutfi. Di Kementerian Perdagangan, namanya tak asing lagi, pernah menduduki kursi itu di tahun 2014.
Tergolong sangat singkat, bukan apa-apa, beliau tentu saja memahami betul praktek yang terjadi di awal tulisan ini.
M Lutfi meski tak lahir dalam dunia aktivisme di Indonesia, tapi sejak lahir terpapar oleh semangat ayahnya Firdaus Wadjdi, aktivis pergerakan dan tokoh di eksponen angkatan 66.
Dalam sebuah kesempatan diskusi Fordis Kahmi di Kahmi Center Jalan Turi, mungkin disekitar tahun 2014 ketika saya masih sebagai Ketua Umum PB HMI.
Kanda Firdaus Wadjdi menggebrak meja dan dengan lantang menyampaikan “Indonesia harus benar-benar merdeka dari segala praktek yang memenjarakan kita untuk maju”.
Tiga jam yang singkat itu mengalir idealisme dan ketegasan almarhum Firdaus Wadjdi tentang Indonesia yang harus jauh lebih baik. Saya seketika membayangkan puluhan tahun M. Lutfi dididik dan ditanamkan semangat menggebu itu.
Hingga di awal Februari 2019, saya mulai berkesempatan mendampingi M. Lutfi berkeliling ke banyak tempat. Bersilaturrahim dengan puluhan mungkin ratusan ribu pemuda Islam yang tersebar di seluruh Indonesia dalam kegiatan Rabu Hijrah.
Seperti tak jauh berbeda dengan ayahnya, beliau memancarkan sorot mata yang tajam ketika menjelaskan Indonesia. Beliau dengan sangat tegas bicara tentang perlunya keberpihakan pada umat dan bangsa.
Baru beberapa bulan dilantik sebagai Dubes RI untuk AS, ketika fotonya beredar dengan cepat bersama Presiden Donald Trump. Beliau kembali mengabdi di Indonesia, waktu dan tempat dipersilahkan H.E. Bang Ofi!
https://ariefrosyid.id/pribadi/selamat-datang-kembali-h-e-m-lutfi.html