Rabu 23 Dec 2020 11:51 WIB

AS Angkut 700 Tentaranya dengan Kapal Keluar Somalia

Sebagian besar tentara yang ditarik dari Somalia akan ditempatkan di Kenya

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Tentara Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: Reuters/Carlo Allegri
Tentara Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pentagon menyatakan, militer Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan sekelompok kapal angkatan laut di lepas pantai Somalia untuk mendukung penarikan sekitar 700 personel, Selasa (22/12). Kapal serbu amfibi USS Makin Island dan kapal pendampingnya tiba di Tanduk Afrika sejak Senin (21/12).

Kedatangan kapal untuk mengangkut pasukan itu setelah 16 hari Presiden Donald Trump memerintahkan penarikan pasukan yang telah berada di Somalia selama bertahun-tahun. Mereka terlibat operasi terhadap kelompok bersenjata al-Shabab.

Baca Juga

Kelompok angkatan laut itu akan membantu merelokasi personel militer dan sipil AS dari Somali. "Ke lokasi operasi Afrika Timur lainnya sambil mempertahankan tekanan pada ekstremis brutal dan mendukung pasukan mitra", kata Komando Afrika AS dalam sebuah pernyataan dikutip dari Aljazirah.

Komandan operasi pemindahan yang dijuluki Pasukan Tugas Gabungan-Quartz, Mayor Jenderal Dagvin Anderson, mengatakan kedatangan kelompok tersebut menunjukkan tekad untuk mendukung mitra. Di samping itu, langkah tansisi pun dilakukan sebagai upaya melindungi pasukan AS.

Pada 4 Desember, Trump mengeluarkan perintah agar Africom memposisikan kembali sebagian besar personel dan aset keluar dari Somalia pada awal 2021. Langkah itu dilakukan ketika Trump berusaha menghentikan keterlibatan militer AS di luar negeri selama minggu-minggu terakhirnya di Gedung Putih.

Trump memerintahkan jumlah pasukan AS untuk dipangkas pada pertengahan Januari di Afghanistan dan Irak, menjadi 2.500 tentara dalam kedua kasus tersebut. Meski mengurangi pasukan di Somalia, Komandan Africom Jenderal Stephen Townsend menggarisbawahi bahwa AS tidak menarik diri dari wilayah tersebut.

"Untuk lebih jelasnya, AS tidak menarik diri atau melepaskan diri dari Afrika Timur. Kami tetap berkomitmen untuk membantu mitra Afrika kami membangun masa depan yang lebih aman. Kami juga tetap mampu menyerang al-Shabab pada waktu dan tempat yang kami pilih, mereka seharusnya tidak menguji kami," kata Townsend.

Sebagian besar dari 700 personel yang meninggalkan Somalia akan ditempatkan kembali di Kenya atau Djibouti. Mereka akan dapat terus menekan al-Shabab di kedua wilayah tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement