Rabu 23 Dec 2020 08:09 WIB

Kala Thumamah Si Pembunuh Para Sahabat Bertaubat

Dia Muslim pertama di muka bumi yang memasuki Makkah dengan melantunkan talbiyah

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Gurun pasir di Mesir
Gurun pasir di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Thumamah mengakui segala dosanya terdahulu yang pernah membunuh sahabat. Tetapi, Rasul berkata, dosa-dosanya terdahulu telah dimaafkan dan ini adalah kehidupannya yang baru.

Dia merasa lega sekaligus bahagia karena tidak mendapatkan hukuman atas dosa-dosanya di masa lalu. Dia pun berjanji untuk membela kepentingan umat Islam. Setelah bersyahadat, dia menjalani umrah. Dengan suara nyaring dia melantunkan kalimah talbiyah, "Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik laa Syariika laka labbaik. Innal hamda wa ni'mata laka wal mulk laa syariikalak."

Dia merupakan Muslim pertama di muka bumi yang memasuki Makkah dengan melantunkan talbiyah. Saat warga Quraisy mendengar suaranya melantunkan talbiyah, mereka marah dan menarik pedang untuk menghadangnya. Mereka menuju arah datangnya lantunan talbiyah dan akan meng hukumnya. Thumamah justru semakin meninggikan suaranya dengan bangga. Pemuda Quraisy semakin marah dan memerintahkan untuk menembakkan anak panah kepadanya. Namun, dicegah oleh orang Quraisy lainnya karena telah mengenali dia sebagai penguasa Yamamah.

Jika pemuda tadi mencelakakannya, suku Yamamah akan memboikot pengiriman makanan. Dia pun menanyakan apa yang terjadi dengan Thumamah. "Ada apa denganmu, Thumamah? Apakah kamu menyerah dan meninggalkan agamamu dan agama nenek moyangmu?" tanya kelompok Quraisy. "Saya belum menyerah. Tetapi, saya telah memutuskan untuk mengikuti agama terbaik. Saya mengikuti Muhammad," jawab dia.

Kelompok Quraisy tidak percaya dia memeluk Islam dan meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya. Dengan tegas, Thumamah menjawab, dia memutuskan untuk memilih agama yang terbaik yang diajarkan Nabi Muhammad.

Pasukan Quraisy tetap tidak menerima jawaban itu. Thumamah marah dan berjanji tidak akan mengirimkan lagi persediaan pangan sampai mereka memeluk Islam. Pemboikotan dilakukan secara bertahap hingga harga pangan mengalami kenaikan. 

 Kelaparan mulai melanda, kaum Qu raisy ketakutan akan kematian. Lalu, me reka meminta Rasul menepati perjanjian Hudaibiyah. Nabi mengirimkan pesan meminta boikot pangan dihentikan. Thumamah pun mematuhinya dan selama sisa hidupnya dia habiskan untuk melayani agama dan mematuhi Rasul. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement