Rabu 23 Dec 2020 07:14 WIB

Bertasbih dan Beristighfar Buat Nabi Saksikan Banyak Mualaf

Nabi melihat banyaknya pemelukan agama Islam secara massal oleh penduduk Makkah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Mualaf/ilustrasi
Foto: ROL/Mardiah
Mualaf/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Usai berhasil menaklukkan Kota Makkah kembali, ada hal yang begitu menyejukkan pemandangan dan juga melegakkan hati Rasulullah SAW. Yakni dapat dikuasai kembali Ka’bah kepada umat Islam dan banyaknya pemelukan agama Islam secara massal oleh penduduk Makkah.

Pakar Ilmu Tafsir asal Indonesia, Prof Quraish Shihab, dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, menjelaskan, sebelum pemandangan indah dan menyejukkan hati itu hadir, terdapat beberapa perintah yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebelum kehadiran Nabi Muhammad SAW ke Makkah, turunlah ayat-ayat Alquran yang memerintahkan Nabi agar memperbanyak bertasbih dan beristighfar jika kemenangan datang, memasuki Kota Makkah, dan melihat masyarakat Makkah berduyun-duyun memeluk Islam.

Hal ini sebagaimana diabadikan Allah SWT dalam Alquran Surah An-Nashr ayat 1-3: “Idza jaa-a nashrullahi wal-fath, wa ra-aita an-naasa yadkhuluna fiddinillahi afwaaja, fasabbih bihamdi Rabbika wastaghfirhu, innahu kaana tawwaba,”. Yang artinya: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Mahapenerima taubat,”.

Dijelaskan bahwa memang janji Allah itu nyata. Masyarakat Kota Makkah berduyun-duyun memeluk Islam setelah kemenangan di Kota Makkah. Ini disebabkan masyarakat Makkah telah meyakini sepenuhnya bahwa Ka’bah dipelihara Allah berdasarkan pengalaman mereka/leluhur mereka ketika Allah memporakporandakan tentara Abrahah yang bermaksud menghancurkan Ka’bah.

Maka begitu Nabi berhasil menguasai Ka’bah dan menghancurkan berhala-berhala yang berada di Ka’bah dan di sekitar Makkah, maka ketika itu mereka yang tadinya meragukan kenabian Rasulullah kini justru meyakini akan kebenarannya. Dan pada saat itulah mereka berduyun-duyun memeluk Islam dengan sadar, penuh keyakinan, apalagi tanpa paksaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement