Selasa 22 Dec 2020 20:42 WIB

WHO akan Bahas Strategi Lawan Varian Baru Covid-19

Varian baru Covid-19 di Inggris dianggap WHO bagian normal dari evolusi pandemi

Red: Nur Aini
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan negara-negara anggota untuk membahas strategi untuk melawan varian baru Covid-19 yang lebih menular yang muncul di Inggris, kepala Eropa mengatakan pada Selasa (22/12).

Dia tidak memberikan tanggal pertemuan itu. "Membatasi perjalanan untuk menahan penyebaran adalah kebijakan yang bijaksana sampai kami memiliki info yang lebih baik. Rantai pasokan untuk barang-barang penting dan perjalanan esensial harus tetap berjalan," kata Direktur Regional WHO Hans Kluge di Twitter, mendesak peningkatan tindakan pencegahan.

Baca Juga

Badan yang berbasis di Jenewa itu telah memperingatkan terhadap kekhawatiran besar atas varian baru virus corona tersebut. Mereka mengatakan varian baru itu adalah bagian normal dari evolusi pandemi dan memuji Inggris karena mendeteksinya.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (22/12), WHO mengulangi bahwa belum cukup informasi untuk menentukan apakah varian baru corona tersebut dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin. Penelitian mengenai varian baru virus corona Inggris sedang berlangsung.

Lebih dari 1.000 kasus dari satu varian virus corona baru teridentifikasi dalam beberapa hari belakangan di Inggris, terutama di wilayah selatan, di mana hal itu dapat dikaitkan dengan lonjakan kasus, menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Senin (14/12).

"Kami telah mengidentifikasi jenis baru virus corona, yang mungkin ada kaitannya dengan penyebaran yang lebih cepat di bagian tenggara Inggris," demikian pernyataan menkes kepada parlemen.

"Analisis awal menunjukkan bahwa jenis ini berkembang lebih cepat dibanding jenis virus yang sudah ada," katanya.

"Pada titik ini saya harus menekankan saat ini tidak ada yang menunjukkan bahwa varian tersebut lebih mungkin menyebabkan penyakit serius, dan saran klinis terbaru adalah sangat tidak mungkin mutasi ini akan menggagalkan respons terhadap vaksin," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement