Rabu 23 Dec 2020 05:41 WIB

Dompet Duafa Ronting: Berbagi Berkah untuk Sesama di Flores

Berbagi Berkah untuk Sesama di Flores

Salahs atu keguatan Dompet Duafa
Foto: Dompet Duafa
Salahs atu keguatan Dompet Duafa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Parni Hadi, Pendiri Dompet Duafa dan mantan Pimred Pertama Republik

------------

Ronting tidak ada dalam peta Indonesia. Ia hanya sebuah titik kecil di pinggir pantai utara kabupaten Manggarai Timur, Flores. Ronting adalah nama sebuah dusun, masuk desa Satar Kampas, kecamatan Lambaleda, Kab. Manggarai Timur, Flores, NTT. Ronting masuk peta berita sejak 2018.

Dusun ini terletak sebelah timur kota Reo, kota pelabuhan Tol Laut, kabupaten Manggarai Tengah, kelahiran Menkominfo, Johnny G. Plate. Perlu sekitar 45 menit sampai satu jam dengan kendaraan bermotor lewat jalan Trans Flores, yang berbatu dan berdebu di musim kemarau yang kering dan berubah jadi lumpur di musim penghujan. Listrik sudah masuk Ronting. Sinyal HP sering hilang.

Ronting  masuk dalam percaturan medsos dan media massa nasional berkat ada masjid berkubah merah putih bernama Istiqomah, bangunan megah di bibir pantai yang indah. Masjid Ronting direnovasi dan sekaligus diperluas dari masjid bangunan tua oleh Dompet Dhuafa (DD, Dulu bernama Dompet Duafa Republika,red) mulai 2017 dan selesai 2018, diresmikan tanggal 17 Agustus, 2019, bertepatan HUT ke-74 RI.

Mayoritas penduduk Ronting memeluk agama Islam. Mereka berprofesi nelayan dan petani tadah hujan. Mereka keturunan suku Bugis, Sulawesi Selatan.

Alkisah, Tuan Guru Amazena (1892-1982) pengikut tarekat, asal Sumbawa, membuka lahan (1932), yang kemudian dikenal dengan nama Ronting, yang konon artinya “menggunting”. Beliau menyebarkan ajaran Islam dengan contoh perilaku hidup sehari-hari sebagai nelayan dan petani sederhana.

Tuan Guru membangun surau beratap daun kelapa (1942), kemudian menjadi masjid yang kondisinya perlu perbaikan karena dimakan usia. Dan, Dompet Duafa (DD) terpanggil untuk merenovasinya. 

Kebanyakan pantura Manggarai Timur dihuni oleh masyarakat beragama Muslim yang bersanding harmonis dengan masyarakat Katolik. Seperti wilayah lain NTT, di pantura banyak sekali warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, DD melengkapi masjid itu dengan sebuah proyek pertanian dengan nama DD Farm Ronting (DDFR).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement