Selasa 22 Dec 2020 19:05 WIB

Anies Yakin Ekonomi DKI akan Paling Cepat Pulih, PDIP Setuju

Anies yakin DKI akan menjadi daerah yang ekonominya paling cepat bangkit pada 2021.

Pengunjung menikmati suasana di kawasan M Bloc Space, Blok M, Jakarta, Sabtu (19/12/2020). Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2021, Pemprov DKI melakukan pembatasan jam operasional restoran hingga pukul 19.00 WIB mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021 mendatang.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pengunjung menikmati suasana di kawasan M Bloc Space, Blok M, Jakarta, Sabtu (19/12/2020). Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2021, Pemprov DKI melakukan pembatasan jam operasional restoran hingga pukul 19.00 WIB mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Febryan. A, Retno Wulandhari

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, perekonomian Ibu Kota pada 2020 mengalami resesi akibat pandemi Covid-19. Namun, Anies optimistis Jakarta menjadi daerah yang ekonominya paling cepat bangkit pada 2021.

Baca Juga

"Di tahun 2020 ini, perekonomian Jakarta memasuki resesi. Selama dua triwulan berturut-turut, perekonomian kita mengalami kontraksi," kata Anies dalam sambutan Musyawarah Rencana Pembangunan (Murenbang) yang disiarkan melalui akun Youtube Pemprov DKI, Selasa (22/12).

Anies menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan kedua anjlok sebesar minus 8,23 persen. Kemudian, pada triwulan ketiga sebanyak minus 3,82 persen year on year (yoy).

Menurut Anies, krisis ini terjadi lantaran masyarakat membatasi kegiatan selama pandemi untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona. Bukan karena salah perhitungan dalam kegiatan investasi pelaku ekonomi.

"Tapi karena supply dan demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas (ekonomi)," papar dia.

Meski demikian, sambung Anies, DKI Jakarta diprediksi akan menjadi daerah yang paling cepat untuk bangkit kembali perekonomiannya. Sebab, jelas dia, berdasarkan laporan dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta, perekonomian DKI Jakarta diproyeksikan pada 2021 itu kembali kepada pertumbuhan sekitar 5-5,4 persen.

"Jadi kalau tahun ini, kita minus 2 persen sampai minus 1,6 persen. Bank Indonesia memprediksikan tahun depan kita bisa 5-5,4 persen. Dan diharapkan di tahun 2022 itu membaik di kisaran 5,8-6,2 persen," jelas Anies.

"Artinya, ya kita mengalami kontraksi yang serius di tahun 2020, tapi mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua," sambungnya menjelaskan.

Menurut Anies, pembangunan Jakarta ke depannya tidak hanya bersumber dari anggaran pengeluaran dan belanja daerah (APBD). Namun, jelas Anies, perlu pendanaan kreatif (creative financing) yang mengeksplor sumber-sumber lainnya.

"Jadi mekanismenya mekanisme kolaborasi melibatkan berbagai pihak," kata Anies.

Menurut Anies, pendanaan kreatif itu perlu dieksplorasi untuk melaksanakan seluruh rencana pembangunan. Terutama apabila terjadi kontraksi pada APBD, seperti yabg terjadi saat ini.

"Karena dengan creative financing yang harus kita explore, sehingga kita bisa tetap melakukan seluruh rencana pembangunan walaupun pendanaannya tidak selalu harus dari pemerintah karena adanya kontraksi di APBD kita," ujarnya.

Anies menyebut, salah satu pendanaan kreatif yang dilakukan oleh Pemprov DKI adalah membentuk Jakarta Development Collaboration Network atau JDCN. Dia menuturkan, melalui program ini harapannya dapat menjangkau sumber-sumber dana baru untuk pembangunan Ibu Kota.

"Di sinilah kita coba menjangkau sumber-sumber baru, metode-metode baru yang harapannya akan bisa ikut di dalam mendanai kegiatan-kegiatan pembangunan yang hari ini mayoritas atau kemarin sebelum krisis, mayoritas selalu dibiayai lewat APBD," tutur dia.

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengaku setuju dengan pernyataan Gubernur Anies bahwa ekonomi Jakarta bakal bangkit pada 2021. Namun demikian, ia mengingatkan, kebangkitan ekonomi hanya akan terjadi jika Anies berhasil menurunkan angka positif Covid-19 di Ibu Kota.

"Iya sih (bakal bangkit paling cepat dari daerah lain pada 2021). Justru kalau tidak yang paling cepat, menjadi tanda tanya besar," kata Gembong kepada Republika, Selasa (22/12).

Jakarta, lanjut dia, memang sewajarnya menjadi yang paling cepat bangkit dari resesi ekonomi yang dialami sekarang. Sebab, Jakarta merupakan pusat bisnis dan pusat pemerintahan.

"Begitu pandemi Covid-19 ini menurun, maka secara otomatis akan terjadi pergerakan ekonomi yang positif di Jakarta," kata dia.

Oleh karena itu, dia mengingatkan, kunci untuk membangkitkan ekonomi Jakarta adalah menurunkan kasus positif Covid-19 terlebih dahulu. "Cara menurunkannya bagaimana? Di sini peran pemerintah provinsi (Pemprov) dalam penegakan aturan PSBB secara tegas dan konsisten. (Ditambah) peran aktif seluruh elemen warga Ibu Kota," kata dia lagi.

Menteri Perencana Pembangunan Nnasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan pembangunan pada tahun depan. Pengurangan jam kerja hingga meningkatnya pengangguran akibat pandemi menekan daya beli masyarakat.

Menurut Suharso, faktor tersebut yang menyebabkan tingkat konsumsi rumah tangga turun, sehingga memberikan kontribusi negatif bagi pertumbuhan ekonomi. "Bagaimana menangani pandemi ini secara cepat, tepat, terukur dan holistik menjadi tantangan yang harus dihadapi," kata Suharso, Selasa (22/12).

Untuk itu, menurut Suharso, memetakan sektor mana yang paling parah, moderat, dan ringan akibat pandemi sangat penting dilakukan. Pasalnya masih ada sektor ekonomi yang bertahan bahkan justru meningkat di tengah pandemi seperti e-commerce, logistik, food delivery, teknologi, obat-obatan, hingga ekonomi kreatif.

Pada 2021, Suharso mengatakan, Bappenas akan menata kembali dan memperkuat industri, pariwisata dan investasi. Bappenas juga mendorong sentra-sentra ekonomi baru skala kecil dan menengah yang tersambung dengan konektivitas antar wilayah.

Sektor lainnya yang perlu juga diperhatikan yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bappenas akan fokus mengembangkan sektor UMKM melalui pemberian insentif fiskal untuk mengurangi beban operasional, penyediaan modal kerja serta memfasilitasi transformasi usaha termasuk digitalisasi usaha.

Selain itu, pada 2021 Bappenas juga mendorong pembangunan lingkungan hidup, energi baru terbarukan (EBT), pembangunan rendah karbon serta mitigasi perubahan iklim. Hal tersebut sebagai cerminan dari upaya Indonesia menuju green economy bahkan blue economy.

"Walaupun pandemi memberikan pukulan yang kuat terhadap ekonomi, berbagai riset menyimpulkan pandemi memberikan dampak positif bagi lingkungan. Emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri menurun di berbagai negara. Karena itu new reality saat ini mendorong pentingnya industri yang berbasis energi baru terbarukan," tutup Suharso.

photo
Infografis Belanja Aman di Tengah Pandemi - (republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement