Selasa 22 Dec 2020 17:31 WIB

Di Tengah Pandemi, UII Sambut 12 Doktor Baru

UII memiliki 212 dosen bergelar doktor atau sekitar 27,8 persen dari total dosen. 

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Rektor UII, Fathul Wahid.
Foto: Neni Ridarineni.
Rektor UII, Fathul Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 terbukti tidak menghentikan Universitas Islam Indonesia (UII) untuk tetap produktif. Bahkan, jelang akhir 2020 dan awal 2021 UII menyambut 12 doktor baru yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya di dalam dan luar negeri.

Rektor UII Prof Fathul Wahid mengatakan, saat ini UII memiliki 212 dosen bergelar doktor atau sekitar 27,8 persen dari total dosen. Angka ini hampir dua kali rata-rata nasional yang cuma ada di 14,46 persen atau 42.825 dari total 296.040 dosen.

"Sebanyak 122 dosen sedang menempuh program doktor, 69 di dalam negeri dan 53 di luar negeri. Jika dengan izin Allah semuanya menyelesaikan studinya, maka cacah doktor di UII mencapai 334 atau sekitar 44,8 persen," kata Fathul, Selasa (22/12).

Dia mengingatkan, sebagai warga elit ada tanggung jawab besar yang menyertai. Walau tidak tertulis, bahkan tidak dapat dipaksa siapapun, tanggung jawab besar bagi orang-orang yang memiliki kuasa besar harus disadari masing-masing individu.

Fathul membingkai posisi itu dalam dua konsep. Pertama, ulul albab atau orang yang akalnya berlapis dan memiliki misi berzikir dan berpikir. Secara luas berzikir itu tidak hanya vertikal transendental kepada Allah SWT, tapi horizontal ke sosial.

Bagi Fathul, peduli kondisi bangsa masuk dalam zikir sosial yang artinya mengingat dan dari mengingat itu menghasilkan peduli. Sebab, ia menekankan, orang yang tidak peduli tidak akan ingat dengan realitas yang ada, bahkan yang ada di sekitarnya.

Konsep kedua al rasikhuna fi al ilmi atau orang yang mendalam ilmunya. Dia memahami kedalaman ilmu seharusnya membimbing kepada Sang Pemilik Ilmu, apalagi kedalaman ini hanya perspektif manusia karena jelas dalam pandangan Allah begitu kecilnya.

Dalam pandangan-Nya manusia tidak diberi ilmu kecuali sedikit dibanding ilmu Allah SWT yang tidak habis ditulis jika air laut jadi tinta dan pepohonan jadi penanya. Metafora ini menggambarkan keluasan ilmu Allah SWT dan kekerdilan pengetahuan kita.

Untuk itu, dia menekankan, kehadiran 12 doktor baru ini memang mutlak harus menjadi rasa syukur kita kepada Allah SWT yang memberikan ilmu. Fathul mengingatkan, masih sangat banyak rahasia Allah SWT tersembunyi yang masih belum kita singkap.

"Saya berharap, kedua konsep ini bisa direfleksikan masing-masing, apa yang bisa kita lakukan sebagai dosen, khususnya doktor, sebagai ulul albab atau berzikir dan berpikir, serta al rasikhuna fi al ilmi atau yang mendalam ilmunya," ujar Fathul.

Ketua Pengembangan Pendidikan Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr Siti Anisah, menyampaikan rasa syukurnya doktor-doktor yang baru tersebar ke semua bidang. Dia meyakini, ke depan akan lebih banyak lagi doktor-doktor yang hadir mewarnai UII.

Dia menekankan, harapan ini harus menjadi komitmen bersama agar kita bisa bekerja keras mendorong rekan-rekan lain mengikuti dan merampungkan pendidikan doktornya. Terlebih, pada masa pandemi ini yang menghadirkan beragam tantangan masa depan.

"Artinya, akan ada perubahan-perubahan yang menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang, termasuk dalam proses pembelajaran dan konten pembelajaran," kata Siti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement