Selasa 22 Dec 2020 16:46 WIB

Sekolah Tatap Muka di Provinsi Banten Ditunda

Meski provinsi Banten berada di zona oranye, namun tingkat penularan Covid-19 tinggi

Rep: Eva Rianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah murid SD Negeri Curug mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan era normal baru (new normal) di Serang, Banten, Selasa (18/8/2020). Pemda setempat mulai tanggal 18 Agustus memberlakukan kegiatan belajar tatap muka di sekolah tertentu yang memungkinkan penerapan protokol kesehatan dan di area zona hijau untuk dievaluasi kembali setiap pekan guna dijadikan bahan pertimbangan untuk menghentikan atau melanjutkan kegiatan tersebut.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah murid SD Negeri Curug mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan era normal baru (new normal) di Serang, Banten, Selasa (18/8/2020). Pemda setempat mulai tanggal 18 Agustus memberlakukan kegiatan belajar tatap muka di sekolah tertentu yang memungkinkan penerapan protokol kesehatan dan di area zona hijau untuk dievaluasi kembali setiap pekan guna dijadikan bahan pertimbangan untuk menghentikan atau melanjutkan kegiatan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG-–Gubernur Banten Wahidin Halim memutuskan untuk menunda sekolah tatap muka yang pada awalnya direncanakan bakal kembali dibuka pada Januari 2021 mendatang. Keputusan tersebut dilakukan lantaran mengingat masih tingginya angka kasus penyebaran Covid-19 di wilayah Provinsi Banten.

“Kita berkesimpulan bahwa belajar tatap muka per Januari ditunda,” ujar Wahidin dalam keterangan suara yang diterima Republika, Selasa (22/12). Penundaan pembelajaran tatap muka tersebut diketahui diputuskan dan disetujui bersama dengan ikatan dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak, dan Perhimpunan Dokter Paru Banten.

Wahidin menjelaskan, meski pada saat ini wilayah Provinsi Banten berada di zona oranye, namun tingkat penularan Covid-19 dinilai masih tinggi. Terlebih ada kekhawatiran yang cukup besar berupa kemunculan klaster baru dari adanya pemberlakuan sekolah tatap muka. "Banten zona oranye, tapi masih tinggi tingkat penularannya (kasus Covid-19)," ujar dia. 

Wahidin melanjutkan, penundaan tersebut akan diterapkan hingga kasus Covid-19 mulai melandai. Nantinya, Wahidin akan membuat surat kepada bupati dan walikota untuk menunda kegiatan sekolah tatap muka. “Penundaan sampai kasus turun dan memungkinkan untuk tatap muka,” tegasnya.

Menurut catatan pihak Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang merupakan salah dua dari daerah di Provinsi Banten yang memiliki kasus yang tinggi. Kedua wilayah itu berada di zona merah.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan akan mengikuti aturan yang telah diputuskan oleh Pemprov Banten terkait dengan penundaan sekolah tatap muka.“Kita ikuti karena itu menjadi kebijakan gubernur, tadi Kepala Dinas (Pendidikan) baru menyampaikan jadi kita ikuti saja,” tutur Airin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement