Selasa 22 Dec 2020 15:31 WIB

Jelang Natal, Pemkot Pantau Prokes Gereja di Kota Malang

Rata-rata pintu masuk gereja telah menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja Resto Apung menyediakan makanan untuk tenaga medis di RSUD Sidoarjo yang menjadi rujukan penanganan Covid-19 di Sidoarjo.
Foto: wilda fizriyani
Pekerja Resto Apung menyediakan makanan untuk tenaga medis di RSUD Sidoarjo yang menjadi rujukan penanganan Covid-19 di Sidoarjo.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang Sutiaji dan sejumlah jajarannya memantau kesiapan gereja dalam menyambut Natal 2020. Pantauan ini utamanya terkait protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang sudah disiapkan gereja.

Sutiaji dan jajaran Forkopimda memantau sejumlah gereja di Kota Malang secara acak, Selasa (22/12). Pantauan ini tidak hanya ditunjukkan untuk gereja jemaat kristen, tapi juga umat Katolik. "Dan memang patuh dan taat pada SE (Surat Edaran Nomor 32 Tahun 2020) yang kami berikan," kata Sutiaji di Gereja Ijen, Kota Malang, Selasa (22/12).

Sutiaji mencontohkan, Gereja Ijen mempunyai kapasitas lebih dari 1.000 jemaat. Namun berdasarkan SE, gereja tersebut hanya boleh menerima 190 jemaat. Sementara untuk gereja kecil hanya diperkenankan menerima 25 persen jemaat dari kapasitas yang tersedia.

Berdasarkan pantauan Sutiaji, rata-rata pintu masuk gereja telah menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Mereka telah menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, pemeriksaan suhu dan sebagainya. "Kalau hari ini di sini (Gereja Ijen) malah sudah didaftar online pakai barcode. Jadi orang-orang yang mau ke sini sudah dikunci selain yang terdaftar itu," ucap pria berkacamata ini.

 

Sutiaji mengaku tidak segan untuk mengambil sikap apabila menemukan gereja yang tak taat prokes Covid-19. Sikap ini tidak hanya untuk perayaan Natal di gereja tapi juga seluruh kegiatan mayarakat lainnya. Ketika tidak ada ketaatan, maka perlakuan negara dan hukum akan tetap sama untuk semua kalangan. 

Selain aspek Covid-19, Sutiaji juga berharap, keamanan jemaat dalam melaksanakan ibadahnya dapat terjamin. Ia meminta para romo dan uskup agar sama-sama menjaga keamanan. Tidak hanya keamanan dari Covid-19 tapi juga dari gangguan oknum-oknum tertentu. 

"Kehadiran kami di sini meyakinkan dan memberikan jaminan kepada jemaat bahwa kami sepenuhnya total akan menjaga keamanan dari para jemaat yang lagi melaksanakan ibadah. Siapapun tidak boleh menganggu kepada saudara kita yang sedang menjalankan ibadah," kata Sutiaji.

Kapolresta Malang Kota (Makota), Kombespol Leonardus Simarmata menyatakan, telah menyiapkan sejumlah komponen pengamanan untuk perayaan Natal 2020. Para petugas akan memberikan pengamanan dari mulai pintu masuk gereja. Beberapa di antaranya menggunakan metal detector dan mirror detector untuk melihat area bawah kendaraan. 

Menurut Leonardus, terorisme merupakan ancaman yang paling diwaspadai selama perayaan Natal di gereja. Oleh karena itu, dia memohon keterlibatan pengamanan swakarsa yang dimiliki masing-masing tempat ibadah. "Untuk membantu kita dan (memastikan) ini umatnya atau bukan," jelasnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement