Selasa 22 Dec 2020 14:06 WIB

Kerja Paksa dan Kamera Pengawas Xinjiang, Ini Jawaban China

China membantah terapkan kerja paksa untuk Muslim Xinjiang.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
China membantah terapkan kerja paksa untuk Muslim Xinjiang. Keamanan Xinjiang melintas di sebuah masjid di Provinsi Xinjiang, China.
Foto: AP Photo
China membantah terapkan kerja paksa untuk Muslim Xinjiang. Keamanan Xinjiang melintas di sebuah masjid di Provinsi Xinjiang, China.

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG – Pemerintah Xinjiang, China bantah melakukan pelanggaran hak terhadap Muslim Xinjiang. 

Beberapa waktu lalu media Barat, pejabat dan orang-orang beragama dari Daerah Otonomi Xinjiang Uighur China barat laut mengatakan rumor tentang kerja paksa di Xinjiang dan pemerintah lokal memasang kamera untuk mengawasi umat beragama.  

Baca Juga

Juru bicara Kantor Informasi Pemerintah Rakyat Xinjiang, Elijan Anayit, mengatakan, hal tersebut murni fitnah. "Tuduhan yang disebut kerja paksa dan penindasan jauh dari kebenaran. Penganiayaan yang diklaim itu tidak masuk akal. Orang-orang di Xinjiang sama seperti orang lain di wilayah China lainnya, menikmati hak yang sama dan dilindungi oleh hukum," kata dia, sebagaimana dilansir cgtn, Selasa (22/12). 

Anayit menambahkan, 70 persen dari pengeluaran publik di kawasan itu dihabiskan untuk perbaikan mata pencaharian masyarakat lokal, dari pekerjaan dan pendidikan hingga perawatan medis. Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2020, setidaknya satu orang di setiap rumah tangga di Xinjiang memiliki pekerjaan.  

Dan bagi mereka yang mencari pekerjaan di luar wilayah tersebut, mereka memperoleh rata-rata 40 ribu yuan per tahun menurut hitungan terakhir. “Bisa dikatakan kita sekarang menjalani kehidupan yang sebelumnya hanya ada dalam mimpi kita,” tambahnya.

Obulhasan Tursunniyaz, salah satu pemimpin agama di Masjid Jamah di Prefektur Hotan Xinjiang, membantah tuduhan bahwa kamera keamanan di masjid digunakan untuk memantau umat Islam. Dia menjelaskan peralatan tersebut digunakan untuk mencegah teroris.

Dia mengutip serangan teroris yang terjadi di Kashgar pada tahun 2014, di mana Juma Tahir, wakil presiden Asosiasi Islam China dan imam Masjid Id Kah di Kashgar, ditikam sampai mati oleh tiga ekstremis pria muda. Selama penyelidikan, kamera membantu polisi menemukan pelakunya.

"Kamera-kamera itu digunakan untuk melindungi umat beragama, dan mencegah aksi teroris. Dan kami sangat mendukung itu," kata dia.  

Beberapa orang mengatakan, kamera dipasang karena alasan lain. Ini fitnah dan mencoba memicu ketegangan antara Muslim dan non-Muslim. Dia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir, semua kegiatan keagamaan dilakukan secara normal di daerah dan atas kemauan sendiri. Bahkan di tengah pandemi, dengan tindakan pencegahan Covid-19 yang tegas, kegiatan tetap berjalan dengan aman.

Wakil Jenderal Departemen Publisitas Xinjiang, Xu Guixiang, mengatakan, melalui pengarahan, mereka berharap dapat menggambarkan gambaran nyata Xinjiang, wilayah yang telah bebas dari serangan teroris selama empat tahun. Daerah ini mempertahankan pertumbuhan PDB sebesar 7,2 persen, dan  mengangkat semua orang di wilayah itu keluar dari kemiskinan pada Desember 2020. 

Sumber: https://news.cgtn.com/news/2020-12-21/Xinjiang-Camera-installed-to-monitor-Muslims-is-pure-lie--WoL3utWQQo/index.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement