Selasa 22 Dec 2020 13:58 WIB

Garut Berencana Sediakan Rapid Test di Lokasi Wisata

Semua objek wisata di Garut akan tetap beroperasi dengan penerapan prokes ketat.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Suasana desa wisata di Desa Sulaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Garut mempertimbangkan menyediakan layanan rapid test di lokasi wisata.
Foto: Diskominfo Garut
Suasana desa wisata di Desa Sulaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Garut mempertimbangkan menyediakan layanan rapid test di lokasi wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut Rudy Gunawan telah mengeluarkan aturan terkait libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati Garut Nomor 443.1/11816/KESRA tentang Pelarangan Perayaan Tahun Baru 2021 dan Pencegahan Kerumunan Massa dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan menyebutkan, terdapat sejumlah poin yang menjadi perhatian menjelang libur panjang Nataru. Pertama, tidak boleh ada kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa. Kedua, pelaku usaha hotel dan usaha wisata wajib menaati protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Ketiga, setiap pelaku usaha diminta taati SOP yang ada dalam SE tersebut.

Baca Juga

"Selanjutnya, setiap wisatawan yang masuk ke Garut wajib senantiasa memeriksakan kesehatannya. Kalau sakit jangan ke Garut lah. Saya minta dipastikan yang mau ke Garut dalam keadaan sehat," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (22/12).

Menurut Budi, semua objek wisata di Garut akan tetap beroperasi dengan penerapan prokes ketat selama libur Nataru. Namun, untuk memastikan wisatawan yang datang ke Kabupaten Garut dalam keadaan sehat, pemerintah setempat berencana menyediakan tempat uji cepat (rapid test) Covud-19 di lokasi wisata yang dianggap rawan. 

Ia menjelaskan, ketika ada wisatawan yang suhu tubuhnya di atas normal, petugas di lokasi wisata itu dapat langsung melakukan rapid test kepada wisatawan tersebut. "Rapid test biasa dulu," kata dia.

Ihwal aturan terkait kewajiban wisatawan menunjukkan bukti negatif Covid-19, dalam SE Bupati Garut disebutkan pemilik usaha mewajibkan pengunjung menunjukkan surat keterangan hasil negatif uji rapid test atau PCR yang masih berlaku. Budi menjelaskan, aturan itu berlaku untuk wisatawan yang berasal dari kota besar, seperti Jakarta. Sebab, ia menilai wisatawan dari Jakarta pasti membawa bukti negatif Covid-19 saat meninggalkan daerahnya. 

"Kalau (wisatawan) dari sekitar Garut, kita lagi godok teknisnya. Nanti kita akan buat random. Soalnya kan banyak wisatawan yang akan datang, kalau kita sediakan kan lumayan juga," kata dia.

Disinggung mengenai penerapan aturan rapid test yang setengah-setengah, ia mengatakan, SE Bupati Garut sejatinya bentuk tindak lanjut edaran dari Gubernur terkait persiapan menyabut Nataru. "Intinya kami komitmen untuk berikan perlindungan jaminan kesehatan, tidak hanya kepada wisatawan, tapi juga masyarakat Kabupaten Garut. Itu komitmen kami," kata dia.

Budi mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan persiapan dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut untuk menghadapi musim libur Nataru. Sebab, diprediksi pada libur Nataru kali ini akan banyak wisatawan yang datang ke Garut. 

Ia menilai, musim libur kali ini dapat menjadi pelampiasan puncak dari kejenuhan anak-anak yang selama ini melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Dengan libur panjang, kemungkinan wisatawan akan besar. Ada kenaikan dari yang sebelumnya. Kira-kira tak jauh beda dengan libur tahun kemarin," kata dia.

Diketahui, Kabupaten Garut secara keseluruhan saat ini masih berstatus zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19. Namun jika dilihat per wilayah kecamatan, terdapat 14 kecamatan yang masuk zona merah (resiko tinggi) penyebaran Covid-19. Kecamatan yang masih zona merah adalah Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Samarang, Leles, Cibatu, Sukawening, Bayongbong, Cilawu, Cikajang, Pameungpeuk, dan Limbangan.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Senin (21/12), total kasus terkonfirmasi positif di daerah berjumlah 3.416 kasus. Sebanayak 1.402 orang masih menjalani isolasi, 1.927 orang sembuh, dan 87 orang meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement