Selasa 22 Dec 2020 13:31 WIB

UMM Adakan Kajian Spiritual Bertemakan Generasi Milenial

Ajaran Islam mengapresiasi generasi milenial umumnya para pemuda.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengangkat tema generasi milenial dalam kajian rutin mingguan Kuliah Ahad Shubuh (KAS) secara daring.
Foto: Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengangkat tema generasi milenial dalam kajian rutin mingguan Kuliah Ahad Shubuh (KAS) secara daring.

IHRAM.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengangkat tema generasi milenial dalam kajian rutin mingguan Kuliah Ahad Shubuh (KAS). Agenda  daring yang berlangsung pada Ahad (20/12) ini mengangkat tema "Dimensi Spiritual Generasi Milenial" dengan menghadirkan dosen Faridi.

Faridi membuka materi dengan menjelaskan, ajaran Islam mengapresiasi generasi milenial umumnya para pemuda. Ia mengutip pepatah yang mengatakan syubbanul yaum rijalul ghod.  "Sekarang pemuda esok hari sebagai pemimpin," jelasnya.

Berdasarkan penelitian, jumlah pemuda di Indonesia mencapai 87 persen dari total penduduk. Jumlah yang besar dibandingkan negara lain khususnya negara mayoritas muslim. Hal ini membuat manusia sadar bahwa generasi milenial merupakan aset yang besar dan berharga bagi Indonesia untuk membangun masa depan.

Dosen yang juga menjadi kepala Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM itu juga menyinggung hubungan antara milenial dan gadget. Kini gadget sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Hal itu membuat milenial susah untuk lepas dari media sosial dan juga telepon genggam yang dimiliki.

“Teknologi itu layaknya pisau, berbahaya jika digunakan oleh penjahat. Tapi akan sangat bermanfaat kalau di tangan juru masak,” ucapnya dalam pesan resmi yang diterima //Republika//, Senin (21/12).

Meski begitu, ia berharap agar generasi milenial bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar. Apalagi penelitian memperlihatkan 67 persen anak mudamenggunakan gadget sebagai pelarian saat tertekan dan stres. Di sini nilai spiritual sebenarnya harus berperan.

"Mengisi kekosongan, mencoba menghadirkan tuhan lewat telepon genggam. Tuhan tidak hanya hadir di masjid, pura, atau gereja saja bukan?” katanya.

Pada uraiannya, Faridi juga menjelasan tentang pentingnya keseimbangan, khususnya antara dunia dan akhirat. Ajaran Islam mengajarkan bahwa orang yang baik itu selalu memperhatikan dunia dan akhiratnya. Mencari dunia dengan tujuan meraih kebahagiaan abadi, yakni kehidupan setelah mati.

Dosen yang sempat menjadi Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMM tersebut juga menegaskan salah satu inti dari nilai spiritualitas, yakni akhlak. Jika manusia menerapan akhlak yang baik ke siapapun dan apapun, maka hakikatnya dia sudah memaknai nilai spiritualitas sangat dalam.

Pada akhir sesi, Faridi kembali mengutip salah satu ungkapan yang mengatakan standar kekayaan negara di era sekarang dan masa depan bukan sumber daya alam yang dimiliki, tapi kualitas dan kuantitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, generasi milenial harus bisa mendayagunakan seluruh tekonologi debgan sebaik mungkin. Memaksimalkan gadget hingga akhirnya memberikan kemajuan di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement