Selasa 22 Dec 2020 02:04 WIB

Jerman Serukan UE Koordinasi Respons Varian Baru Covid-19

Varian baru Covid-19 ditemukan di Inggris

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemerintah Inggris meletakkan pengumuman publik di Stasiun King Cross, London, Ahad (20/12). Sejumlah negara telah mengumumkan larangan masuk ke dan dari Inggris menyusul temuan mutasi virus corona atau strain baru Covid-19 yang sudah menyebar di London dan sebagian wilayah Inggris lain.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pemerintah Inggris meletakkan pengumuman publik di Stasiun King Cross, London, Ahad (20/12). Sejumlah negara telah mengumumkan larangan masuk ke dan dari Inggris menyusul temuan mutasi virus corona atau strain baru Covid-19 yang sudah menyebar di London dan sebagian wilayah Inggris lain.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengomentari penemuan varian baru SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 di Inggris. Menurut dia, Uni Eropa perlu merespons hal tersebut secara bersama-sama dan dengan cara terkoordinasi. 

"Kami akan berkoordinasi sangat erat di antara negara-negara anggota Uni Eropa pada langkah-langkah selanjutnya, khususnya tentang bagaimana langkah-langkah ini akan dirancang setelah 31 Desember," kata Maas dalam konferensi video pada Senin (21/12). 

Baca Juga

Menurutnya perlu ada suatu peraturan yang mengikat negara anggota Uni Eropa. "Sangat penting bahwa peraturan apa pun diterapkan di semua negara Uni Eropa yang tidak boleh dielakan," ujarnya. 

Varian baru SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 ditemukan di Inggris. Varian itu diberi nama VUI202012/01. VUI adalah singkatan dari Variant Under Investigation. Varian baru dari virus tersebut dilaporkan menyebar lebih cepat dan mudah. Namun belum ada hasil riset yang dapat menentukan apakah virus itu dapat memicu penyakit lebih parah.

Selain di Inggris, sembilan kasus varian baru SARS-Cov-2 ditemukan di Denmark, satu kasus di Belanda dan Australia. Sejumlah negara Eropa, termasuk Jerman, telah memutuskan menutup penerbangan dari dan ke Inggris. 

Saat ini otoritas Inggris masih meneliti tentang jenis baru SARS-Cov-2 yang ditemukannya. Sejauh ini dunia telah mencatatkan 76,8 juta kasus Covid-19. Pandemi telah membunuh lebih dari 1,6 juta jiwa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement