Senin 21 Dec 2020 14:49 WIB

Sempat Terjerat, Harimau Sumatera 'Corina' Dilepasliarkan

Di tubuh Corina dipasang GPS Collar untuk keperluan pemetaan wilayah jelajahnya.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang diberi nama Corina berada di kandang habituasi saat proses pelepasliaran, di kawasan hutan alam Semenanjung Kampar, Provinsi Riau, Sabtu (19/12/2020). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepasliarkan Corina, setelah harimau korban jerat pemburu itu dinyatakan sembuh usai dirawat di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya ARSARI selama delapan bulan.
Foto: FB ANGGORO/ANTARA
Harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang diberi nama Corina berada di kandang habituasi saat proses pelepasliaran, di kawasan hutan alam Semenanjung Kampar, Provinsi Riau, Sabtu (19/12/2020). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepasliarkan Corina, setelah harimau korban jerat pemburu itu dinyatakan sembuh usai dirawat di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya ARSARI selama delapan bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliarkan Harimau Sumatera bernama Corina ke habitatnya di kawasan Restorasi Ekosistem Riau, Ahad (20/12). Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno memimpin langsung kegiatan ini.

"Semoga Corina dapat bertahan di alam dan dapat berkembang biak, sehingga populasi Harimau Sumatera semakin meningkat. Kami juga berharap, semakin banyak satwa yang terselamatkan dan tidak ada lagi satwa yang mati atau terluka akibat jerat," kata Wiratno, dalam keterangannya, Senin (21/12).

Pada Maret lalu, Harimau Sumatera berjenis kelamin betina itu ditemukan dalam kondisi terjerat. Setelah berhasil diselamatkan, Corina dititipkan di Pusat Rehabilitas Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) untuk dilakukan perawatan yang intensif, hingga akhirnya diputuskan untuk dapat dilakukan pelepasliaran kembali ke habitatnya.

Sebelum dilepas, Corina dipindahkan dari PHRSD ke lokasi habituasi. Selanjutnya, dilakukan pemasangan GPS Collar di tubuh Corina, untuk keperluan pemetaan wilayah jelajahnya, dan bermanfaat dalam antisipasi terulangnya satwa tersebut kembali terjerat.

Selain itu, untuk memudahkan pemantauan pada saat coverage satelit GPS terbatas, dipasang pula transmitter radio yang dapat dipantau langsung menggunakan receiver radio tracking dengan sistem trianggulasi.

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono mengatakan, pelepasliaran ini dapat dilakukan atas kerja sama berbagai pihak. Dia menjelaskan, upaya konservasi harus dilakukan bersama-sama.

"Ke depan, KLHK melalui BBKSDA Riau dan mitra terus melakukan kampanye Operasi Sapu Jerat terutama di wilayah kawasan konservasi dan di seluruh habitat Harimau Sumatera, termasuk di seluruh Semenanjung Kampar," kata Suharyono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement