Senin 21 Dec 2020 06:00 WIB

Putin Dukung Kerja Badan Intelijen

Kerja Badan Intelijen didukung Putin.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
 Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers tahunannya melalui konferensi video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, 17 Desember 2020. Karena pandemi Covid-19, Putin mengadakan konferensi pers tahun ini dalam format jarak jauh.
Foto: EPA-EFE/ALEXEI NIKOLSKY / SPUTNIK / KREMLIN
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers tahunannya melalui konferensi video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow, Rusia, 17 Desember 2020. Karena pandemi Covid-19, Putin mengadakan konferensi pers tahun ini dalam format jarak jauh.

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW - - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan dinas intelijen luar negeri sangat penting untuk melindungi negara. Komentar ini muncul setelah tuduhan oleh beberapa pihak tentang posisi Moskow di balik peretasan besar-besaran pada departemen pemerintah Amerika Serikat (AS). 

Berbicara di sebuah acara memperingati 100 tahun sejak berdirinya badan intelijen luar negeri SVR, Putin mengatakan, badan tersebut dan badan keamanan lainnya adalah jaminan penting dari pembangunan berdaulat, demokratis, dan independen Rusia. Beberapa peneliti dunia maya internasional menyatakan, dinas intelijen luar negeri SVR Rusia mungkin berada di balik serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sistem komputer pemerintah AS yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters pekan lalu.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengataka, Jumat (18/12),bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan itu. Kremlin selalu membantah keterlibatan Moskow dalam serangan dunia maya terhadap Barat. Rusia pun memgaku tidak ada hubungannya dengan serangan terbaru ini.

Putin mengatakan kepada peserta acara, penting untuk terus mengembangkan kerja badan kontraintelijen. "Saya tahu apa yang saya bicarakan di sini. Dan saya sangat menilai operasi profesional sulit yang telah dilakukan," kata mantan agen KGB ini. 

Presiden Rusia itu menekankan perhatian paling serius harus diberikan pada keamanan informasi. Hal ini langkah untuk memerangi ekstremisme dan melawan korupsi. 

Putin juga meminta peserta yang hadir memberi perhatian khusus pada risiko yang ditimbulkan oleh konflik yang membara di dekat perbatasan negara. Bentrokan kembali dilaporkan antara Armenia dan Azerbaijan mengenai daerah kantong Nagorno-Karabakh meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi Moskow. Protes anti-pemerintah mingguan terus berlanjut di Belarus.

"Saya berharap Badan Intelijen Asing akan terus menanggapi secara fleksibel konteks internasional yang sangat berubah, secara aktif berpartisipasi dalam mengidentifikasi dan menetralkan potensi ancaman terhadap Rusia, dan meningkatkan kualitas bahan analitisnya," kata Putin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement