Ahad 20 Dec 2020 20:47 WIB

Serangan Bom Mobil, 9 Anggota Parlemen Afghanistan Tewas

Serangan bom mobil menargetkan anggota parlemen Afghanistan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Bom mobil mengguncang Afghanistan, Ahad (20/12). Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Foto: EPA
Bom mobil mengguncang Afghanistan, Ahad (20/12). Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL-- Pemerintah Afghanistan mengatakan bom mobil yang meledak di Kabul, Ahad (20/12) menewaskan sembilan orang. Mereka mengatakan, bom itu tampaknya mengincar Anggota Parlemen Nasional Khan Mohammad Wardak.

Voice of America melaporkan Wardak selamat dari serangan tersebut, ia dan 20 orang lainnya mengalami luka-luka. Menteri Dalam Negeri Massoud Andarabi yang mengunjungi lokasi serangan mengatakan motif serangan masih diselidiki.

Baca Juga

"Beberapa korban adalah perempuan dan anak-anak," kata Menteri Dalam Negeri Afghanistan Massoud Andarabi.

Sejauh ini, belum jelas apakah bom itu ditanam di mobil yang diparkir di rute yang dilewati anggota DPR itu atau bom ditanam di mobil yang diledakkan oleh pengebom.

Andarabi mengatakan, pemerintah masih mencari tahu apakah serangan ini terkait dengan serangan bom bunuh diri. Taliban maupun kelompok bersenjata yang lain belum mengklaim serangan bom mematikan ini. Namun, Andarabi mengarahkan jarinya ke Taliban.

"Kami tahu siapa musuhnya, dan kami tahu rencana mereka," katanya.

Wardak merupakan seorang pengusaha yang terkenal dan anggota parlemen Afghanistan kedua yang diserang pekan ini. Pada 13 Desember lalu mobil yang membawa anggota parlemen Tofeq Wahdat diserang bom.

Sopir dan pengawalnya meninggal du,nia sementara Wahdat selamat dalam serangan yang juga melukai saudara laki-lakinya itu. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Serangan-serangan terhadap tokoh-tokoh Afghanistan beberapa pekan terakhir telah menewaskan belasan orang termasuk seorang pejabat senior pemerintah. Sebagian besar tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan tersebut.

Sejak perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban menggelar perundingan damai di Qatar. Kekerasan di negara Timur Tengah itu meningkat tajam.

Pasukan keamanan Afghanistan dan pemberontak Taliban masih bertempur di seluruh negeri. Pertempuran itu tidak hanya menewaskan kombatan tapi juga banyak warga sipil.

Aksi teror itu terjadi di tengah negosiasi damai antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban. Keduanya bertemu demi mengakhiri perang saudara, yang telah berlangsung hampir 20 tahun.

Kementerian Dalam Negeri Afghanistan melalui pernyataan tertulisnya mengatakan Taliban bertanggung jawab atas tewasnya 487 warga sipil dalam tiga bulan terakhir.

Talibandiyakini sebagai pihak yang dalam masa itu melancarkan35 aksi bunuh diri dan 507 serangan bom di seluruh negeri hingga mengakibatkan 1.049 orang luka-luka.

Negosiasi yang disebut perundingan antar-Afghanistan itu dilakukan untuk mengakhiri konflik lama di negara itu. Tapi sejak digelar bulan September

lalu perundingan ini mengalami kebuntuan. Perundingan dihentikan sementara dari 14 Desember 2020 hingga 5 Januari 2021.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement