Ahad 20 Dec 2020 19:15 WIB

RS Makin Sulit Sediakan Ruang Kosong Penderita Covid

Banyak penderita covid dengan gejala ringan ingin segera dirawat di RS.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Covid-19. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengakui setiap hari Rumah Sakit (RS), khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya, makin kesulitan menyediakan kamar khusus penderita Covid-19.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengakui setiap hari Rumah Sakit (RS), khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya, makin kesulitan menyediakan kamar khusus penderita Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengakui setiap hari Rumah Sakit (RS), khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya, makin kesulitan menyediakan kamar khusus penderita Covid-19. Hal ini karena angka penularan Covid-19 yang tinggi dan sebagian pasien dengan gejala ingin segera dirawat di RS.

"Kondisinya makin hari makin sulit mencari ruang dan tempat tidur di rumah sakit bagi penderita Covid. Karena itu, kami mengimbau agar masyarakat tidak hanya bergantung ke tempat tidur RS, terutama bagi penderita Covid dengan gejala ringan," kata Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma kepada wartawan, Ahad (20/12).

Baca Juga

Ia mengatakan, jika angka Covid makin tinggi dan masyarakat ingin dirawat ke RS meski tanpa gejala atau gejala ringan maka tempat tidur RS tetap tidak akan cukup meski ditambah. Karena itu, ia juga meminta, pemerintah daerah di DKI Jakarta dan Jawa Barat menyiapkan tempat isolasi yang layak. 

Ia mengatakan isolasi yang layak bagi penderita covid tanpa gejala dan dengan gejala ringan harus dilengkapi dengan. "Sehingga penderita covid tanpa gejala atau gejala ringan bisa isolasi diri untuk jaga diri dengan protokol kesehatan, tanpa harus ke RS," ujarnya.

Secara nasional, Persi mengatakan, angka keterisian RS belum tinggi. Namun, ia mengatakan, tingkat keterisian rumah sakit di DKI mencapai 80 persen. 

Ia mengatakan tingkat keterisian di DKI tinggi juga karena fasilitas penanganan Covid-19 sudah tidak tersedia, khususnya untuk pasien dengan penyakit penyerta (komorbid). "Jadi harus ada fasilitas khusus dan dokter penanganan yang khusus juga covid sendiri dan penyakit komorbidnya sendiri," kata dia. 

"Itu yang kadang kadang menjadi persoalan di daerah sehingga pasien covid komorbid harus dipindah pindah, bahkan ke Jakarta. Kasihan pasien yang kondisinya sudah gejala berat tapi harus dipindah pindah karena RS yang penuh," kata dia.

Dengan momentum liburan sekarang, ia mengatakan, pihak RS sebenarnya makin khawatir bila terjadi penambahan. Saat ini sumber penularan Covid-19 sudah tidak jelas karena banyak yang tanpa gejala. 

Namun, sekarang masyarakat semakin kurang peduli dengan protokol kesehatan. Lia mencontohkan di kota kota besar sekarang sudah seperti biasa pengunjung berkumpul dan makan di rumah makan, membuka masker dan bercengkrama. 

Padahal, kondisi saat ini sebaiknya masyarakat memesan makanan untuk dibawa pulang (take away) dibandingkan makan di tempat(dining). "Setiap ada perjalanan momen liburan, seminggu selanjutnya angka covid pasti meningkat angka covidnya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement