Senin 21 Dec 2020 00:13 WIB

Fakta dan Pertanyaan Soal Mutasi Virus Corona di Inggris

Mutasi baru tampaknya menyebar dengan cepat di Inggris.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelanggan makan di Soho di London, Inggris, 15 Desember 2020. London akan beralih ke pembatasan Tier 3 mulai 16 Desember yang akan membuat pub dan restoran tutup sekali lagi. Pemerintah Inggris didesak untuk membatalkan keputusannya tentang pelonggaran pembatasan virus Corona selama Natal. Pakar medis memperingatkan keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan setelah periode perayaan dapat merenggut banyak nyawa.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pelanggan makan di Soho di London, Inggris, 15 Desember 2020. London akan beralih ke pembatasan Tier 3 mulai 16 Desember yang akan membuat pub dan restoran tutup sekali lagi. Pemerintah Inggris didesak untuk membatalkan keputusannya tentang pelonggaran pembatasan virus Corona selama Natal. Pakar medis memperingatkan keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan setelah periode perayaan dapat merenggut banyak nyawa.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Baru-baru ini Inggris dihebohkan dengan kemunculan virus corona jenis baru, yang jauh lebih mudah menyebar. Hal itu, yang kemudian diketahui menjadi penyebab lonjakan kasus di beberapa bagian di Inggris.

Dikutip dari The National News Ahad (20/12), ada beberapa hal yang telah diketahui dari virus jenis baru itu. Berdasarkan informasi, strain varian baru itu dinamakan VUI-202012/01, dan diketahui memiliki 23 perubahan genetik. Salah satunya, terkait dengan protein lonjakan yang digunakan virus corona saat ini untuk menempelkan dirinya ke reseptor pada sel manusia.

Baca Juga

Pejabat kesehatan Inggris menduga, strain baru itu berasal dari London Tenggara pada September lalu. Menurut PM Inggris, Boris Johnson, jenis baru itu bisa menular 70 persen lebih cepat dibandingkan jenis lainnya. Namun, hingga kini belum bisa dipastikan jika jenis itu memang berkembang di Inggris.

Menanggapi penyebaran virus yang lebih cepat itu, kepala penasihat medis untuk pemerintah Inggris, Profesor Chris Whitty menyebut, tidak ada bukti jika jenis baru itu bisa menyebabkan dampak yang lebih serius atau lebih resisten. Utamanya, terhadap perawatan yang ada untuk Covid-19.

Dengan alasan tersebut, muncul berbagai pertanyaan bagaimana pengobatan atau vaksinasi ke depannya. Terlebih, ketika evolusi virus adalah alasan utama mengapa vaksin yang seharusnya disiapkan melawan wabah itu, menjadi tidak begitu efektif.

Vaksin untuk virus corona baru sering ditujukan untuk merangsang respons kekebalan terhadap protein lonjakan. Tetapi para ahli memperkirakan harus ada beberapa perubahan pada protein lonjakan untuk membuat vaksin tidak efektif.

Namun demikian, para pejabat Inggris saat ini menegaskan, belum ada bukti bahwa vaksin yang diluncurkan sekarang tidak akan efektif melawan strain baru. Meskipun, analisis lebih lanjut tetap akan dilakukan untuk meninjau hal ini.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris, Sir Patrick Vallance. Dia mengatakan ada alasan teoritis mengapa jenis baru ini bisa dimungkinkan terkait dengan respons kekebalan yang berbeda dengan yang terkait pada jenis lainnya.

Alasan Berevolusi

Saat ini, yang menjadi tanda tanya besarnya adalah mengapa virus itu bisa memunculkan jenis baru, di saat jenis sebelumnya belum hilang. Dijelaskan lebih lanjut, semua organisme hidup termasuk virus (meski antara hidup dan tidak) memang berevolusi.

Ketika mereplikasi genetiknya sendiri, kesalahan memang kerap terjadi, dan perubahan itu bisa menyebar ke generasi-generasi selanjutnya. Perlu diingat, beberapa perubahan genetik itu memang tidak penting, namun kadang kala bisa menyebabkan perubahan pada protein yang dikodekan materi genetik dan membuat organisme (termasuk virus) bisa bertahan, menyebar atau bereproduksi.

Tak hanya itu, diketahui jika para peneliti juga telah mendeteksi ribuan mutasi dalam genom virus corona (rangkaian lengkap materi genetiknya), termasuk empat ribu lain yang memengaruhi protein lonjakannya saja.

Sebagian besar perubahan ini tidak signifikan dan tidak memengaruhi perilaku virus. Meskipun, varian yang lebih mudah menyebar dan dikenal sebagai D614G, telah muncul berbulan-bulan lalu dan saat ini yang paling umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement