Ahad 20 Dec 2020 08:30 WIB

Stok PCR-kit Menipis, Pemkot Bekasi Minta Warga Tahan Diri

Saat ini, sisa alat PCR-kit yang dimiliki oleh pemkot hanya berjumlah 30 ribu kit.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Agus Yulianto
Tabung cairan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tabung cairan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Laju perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bekasi, kembali melonjak. Meski pemerintah kota mengklaim peningkatan kasus terjadi lantaran tes masif dan tracing yang dilakukan, tapi hal itu menimbulkan masalah baru yakni ketersediaan alat tes PCR-kit yang mulai menipis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, menuturkan, saat ini sisa alat PCR-kit yang dimiliki oleh pemkot berjumlah 30 ribu kit. Sedianya, alat tersebut akan digunakan hingga Maret 2021. 

Namun, melihat perkembangan laju kasus yang semakin masif dari hari ke hari, dia pesimis, alat tersebut bisa tersedia hingga tiga bulan ke depan. “Ini yang harus kita waspadai, 30 ribu alat itu nggak akan sampai Maret kalau bertambah terus jumlah tracingnya,” kata Dezy kepada wartawan, Ahad (20/12).

Dezy mengatakan, warga Kota Bekasi harus menyadari bahwa Covid-19 masih ada. Apalagi, menjelang libur akhir tahun dikhawatirkan akan terjadi pergerakan massa dari satu tempat ke tempat lain secara bersamaan.

“Kota Bekasi kasus masih tinggi, yang diharapkan kesadaran dari warga Kota Bekasi, sulit kalau mengandalkan petugas saja. Itu yang kita harapkan,” terangnya.

Adapun, berdasarkan data yang didapat dari Pemkot Bekasi, saat ini angka positivity rate di Kota Bekasi mencapai 14,57 persen pada pekan kedua Desember 2020. Jumlah itu didapat dari 5.778 sampel dengan angka positif sebanyak 842 kasus.

Angka kasus positif itu terus berfluktuasi sejak pekan pertama November. Jumlah kasus positif yang mencolok terjadi pada pekan keempat November dan awal Desember.

Data menunjukkan, pada pekan terakhir November ada 7.353 sampel yang dihimpun oleh Satgas Covid-19 Kota Bekasi, hasilnya ada 903 kasus yang positif. Kemudian, satu pekan setelahnya, pemkot menambah jumlah sampel yang dites menjadi sebanyak 7.899 sampel, hasilnya ada 1.102 yang positif.

“Positif rate kita masih berfluktuasi, tiap pekan beda-beda. Tapi kita sudah jalankan sampel per pekan itu di atas standar WHO yakni satu persen dari jumlah penduduk, kita sudah tes lebih dari itu,” jelas Dezy.

Adapun, dari Maret hingga 16 Desember 2020, Pemerintah Kota Bekasi sudah menggunakan  99.962 PCR-kit termasuk untuk pengulangan swab pada pasien positif. Dengan jumlah PCR-kit yang terpakai itu, hasilnya ada 19.261 sampel yang positif. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement