Sabtu 19 Dec 2020 18:38 WIB

RS Pusri Percepat Tes Usap Covid-19 Jadi Sehari

Percepatan pemeriksaan untuk minimalkan masa jeda yang berpotensi memperbanyak kasus.

Rumah Sakit Pupuk Sriwijaya Palembang mempercepat pemeriksaan usap Covid-19 menjadi hanya satu hari dari sebelumnya 2-3 hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan masa jeda yang berpotensi memperbanyak kasus positif.
Foto: Prayogi/Republika
Rumah Sakit Pupuk Sriwijaya Palembang mempercepat pemeriksaan usap Covid-19 menjadi hanya satu hari dari sebelumnya 2-3 hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan masa jeda yang berpotensi memperbanyak kasus positif.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rumah Sakit Pupuk Sriwijaya Palembang mempercepat pemeriksaan usap Covid-19 menjadi hanya satu hari dari sebelumnya 2-3 hari. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan masa jeda yang berpotensi memperbanyak kasus positif.

Direktur Utama RS Pusri Prof Yuwono mengatakan pemeriksaan usap dilakukan tim khusus di laboratorium PCR RS Pusri dengan rata-rata sampel usap diperiksa saat ini mencapai 200 sampel per hari. "Kami mengupayakan ketika swab itu masuk pada pagi hari maka sorenya sudah ketahuan negatif atau positif, jadi bisa langsung diputuskan harus dirawat/isolasi atau tidak," ujarnya, Sabtu (19/12).

Baca Juga

Menurut Prof Yusri yang juga pakar biomolekuler Universitas Sriwijaya, masa jeda hasil swab dua hingga empat hari menjadi salah satu potensi bertambahnya kasus Covid-19. Pasalnya, orang yang dites usap kerap tidak mematuhi prosedur.

"Seharusnya setelah menjalani uji usap maka orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri sampai hasilnya keluar," kata dia.

Jika orang itu masih berkeliaran dan ternyata hasil tes usapnya positif, maka ada kemungkinan orang tersebut sudah menularkan Covid-19 ke orang lain. Terutama jika orang tersebut memiliki gejala ringan dan memiliki riwayat berkerumun maka potensi penularan semakin besar.

Selain itu RS Pusri Palembang juga membentuk tim khusus rawat jalan untuk mengontrol kasus-kasus positif yang menjalani isolasi mandiri agar proses isolasi berjalan sesuai arahan. "Kami menyadari kebanyakan kasus isolasi mandiri tidak tahu apa yang harus mereka lakukan," katanya.

Tim rawat jalan itu bertugas melacak kontak kasus dan menguji swab serta memberikan layanan konsultasi baik tatap muka maupun lewat telepon, konsultasi dinilai penting agar kasus konfirmasi lebih memahami perkembangan kondisinya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement