Sabtu 19 Dec 2020 17:27 WIB

Muhammadiyah Menjadi Teladan dalam Penanggulangan Covid-19

Muhammadiyah menjadi teladan ormas peduli pandemi Covid-19,

Pengunjung menjalani protokol kesehatan sebelum memasuki Gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Selasa (1/12). Kepatuhan penerapan protokol kesehatan Covid-19 secara disiplin menjadi kunci penyebaran virus corona. Selain mencuci tangan, cairan antiseptik, pengukuran suhu tubuh, dan penggunaan bilik sterilisasi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung menjalani protokol kesehatan sebelum memasuki Gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Selasa (1/12). Kepatuhan penerapan protokol kesehatan Covid-19 secara disiplin menjadi kunci penyebaran virus corona. Selain mencuci tangan, cairan antiseptik, pengukuran suhu tubuh, dan penggunaan bilik sterilisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persyarikatan Muhammadiyah ternyata mampu menjadi contoh dalam membangun kesadaran kepada warganya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Ini terbukti dalam perannya yang strategis di dalam membangun dan menghasilkan kesadaran terhadap soal ini.

"Agus Sartono menyampaikan bahwa penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, sinergi dengan masyarakat adalah suatu keniscayaan. Apa yang dilakukan oleh MCCC (Muhammadiyah Command Covid Centre) sejak awal pandemi patut untuk dilihat dan ditiru oleh semua pihak. Hasilnya luar biasa,'' kata Agus Seminar Nasional dengan tema Peran Strategis Ormas Keagamaan dalam Penanggulangan Covid-19”, di Jakarta Ahad, (19/12). 

Apa yang dikatakan Agus kemudian mendapat tanggapan dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.  Menurutnya apa yang selama ini dilakukan pihaknya sebenarnya merupakan sebuah ikhtiar bersama-sama, ormas lintas agama untuk membantu penanganan covid 19.

“Tantangan kita kedepan adalah bagaimana kita melakukan mitigasi bencana, karena Covid-19 adalah persoalan bersama-sama dan menimbulkan persoalan dalam berbagai aspek kehidupan,'' kata Mu'ti.

Sementara Rahmawati Husen dari Muhammadiyah Command Covid Centre (MCCC) menyatakan persyarikatan mampu memanfaatkan segala sumbangan yang ditujukan mengatasi penyebaran Covid-19. Dan pihaknya bersyukur warga Muhammadiyah bersedia secara gotong royong memberikan bantuan.

Rahmawati di masa pandemi ini justru dukunan dari masyarakat malah emakin meningkat “Alhamdulillah sekitar lebih dari 300 miliyar sudah disalurkan oleh Muhammadiyah dalam menangani Covid-19 ini, baik itu untuk pencegahan maupun pelayanan,''ujarnya.

Senada itu, anggota Tim Kerja PP Muhammadiyah Faozan Amar menyatakan pihaknya memang prihatin bila kini pandemi Covid-19 semakin meluas. Bahkan data dari MCCC pandem Covid sudah sangat memukul masyarakat.

Menurutnya, kaum santri yang berada di pesantren sudah merasakan dampaknya secara langsung, yakni ketika lebih dari dua ratus kyai dan nyai selalu pengasuh pesantren telah wafat terpapar pandemi ini. Dan kini pun sudah 3.000 lebih dari santri terpapar Covid-19.

''Jadi acara seminar ini diadakan untuk melihat apa saja peran strategis yang dilakukan oleh berbagai ormas keagamaan dalam penaggulangan Covid-19. Sinergi berbagai ormas keagamaan itu kami lakukan tanpa melihat suku, agama dan golongan. Ini jelas merupakan modal sosial yang dimiliki bangsa ini, ujar Faozan.

Faozan lebih menegaskan, acara seminar ini diadakan dengan tujuan untuk melihat apa saja peran strategis yang dilakukan oleh berbagai ormas keagamaan dalam penaggulangan Covid-19 ”Sinergi berbagai ormas keagamaan tanpa melihat suku, agama dan golongan adalah modal sosial yang dimiliki bangsa ini “Ujar Faozan. 

Sementara itu, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan menyatakan dalam konteks pandemi Covid-19 dan kehidupan keagamaan umat memang harus diingatkan terus-menerus agar tidak melanggar protokol kesehatan.

“Umat harus tahu mana yang dibela, agama atau hanya taklid buta pada individu? sehingga menimbulkan kerumunan. Keteladanan menjadi sangat penting dalam penanggulangan Covid, tegasnya. 

Sedangkan terkait keteladanan, Pengurus Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Jimmy Sormin menegaskan bila pihaknya mengakui keteladan Muhammadiyah di dalam ikut mengatasi pandemu Covid-10. Hal itu terjadi ketika Muhammadiyah mengumumkan Muktamar ditunda hingga tahun 2022.

"Keputusan tersebut  dijadikan contoh oleh kalangan gereja. Dan Muhammadiyah memang selalu kami jadikan contoh dan model. Maka, rumah ibadah kami jadikan sebagai sarana penting untuk edukasi dan informasi terkait pencegahan Covid-19, termasuk informasi penundaan Muktamar Muhammadiyah,'' tandas Jimmy.

Salah satu peserta seminar, Ja’far Hafsah, Sekjen ICMI, mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai penggagas acara seminar tersebut,

“Bahkan kami mendorong Muhammadiyah agar tampil sebagai koordinator, mengajak ormas lain untuk semakin bersinergi dalam penanggulan pandemi ini dan dapat difasilitasi oleh Kemenko PMK,'' harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement