Jumat 18 Dec 2020 22:37 WIB

Kiat Epson Bertahan Melayani Konsumen di Tanah Air

Masa awal pandemi telah memberikan dampak negatif bagi perusahaan

Berkontribusi selama 20 tahun di Indonesia, tidak membuat Epson hanya berfokus pada bisnis saja, tapi juga berkontribusi bagi negeri. Terkait hal ini, Epson memiliki tiga bidang utama kegiatan CSR yang dilakukan, yakni pendidikan, lingkungan dan masyarakat terutama yang kurang mampu.
Foto: istimewa
Berkontribusi selama 20 tahun di Indonesia, tidak membuat Epson hanya berfokus pada bisnis saja, tapi juga berkontribusi bagi negeri. Terkait hal ini, Epson memiliki tiga bidang utama kegiatan CSR yang dilakukan, yakni pendidikan, lingkungan dan masyarakat terutama yang kurang mampu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Berkontribusi selama 20 tahun di Indonesia, tidak membuat Epson hanya berfokus pada bisnis saja, tapi juga berkontribusi bagi negeri. Terkait hal ini, Epson memiliki tiga bidang utama kegiatan CSR yang dilakukan, yakni pendidikan, lingkungan dan masyarakat terutama yang kurang mampu. 

Dari ketiga kegiatan, Epson aktif melakukan donasi produk untuk sekolah, kepedulian terhadap lingkungan seperti budidaya Mangrove dan juga donasi untuk panti-panti asuhan. Hal ini sesuai dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan PBB dengan beberapa target seperti pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pelestarian lingkungan.

Keberhasilan Epson melalui kegiatan sosialnya tidak terlepas dari strategi yang tepat dalam membidik pasar di Tanah Air. "Kami mencoba memahami kebutuhan pasar dengan dukungan tim riset yang kuat,"kata Riswin Li, Head of Marketing Epson Indonesia dalam keterangan tertulisnya Jumat (18/12). 

Epson di Indonesia ternyata lebih dulu dikenal bukan dari printer berbasis tinta, melainkan melalui Printer Dot Matrix atau printer dengan menggunakan pita untuk melakukan pencetakan.  Bukan keputusan sulit menentukan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan bisnis. Indonesia adalah negara besar, baik secara geografis dan juga jumlah penduduk. "Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk produk IT atau perlengkapan kantor," katanya. 

Berbagai tantangan telah dilewati perusahaan. Termasuk dalam masa pandemi saat ini, dimana hampir semua industri trennya mengalami penurunan. "Harus diakui kami terdampak juga dengan kondisi ini, terutama di awal masa pandemi atau periode April hingga Mei. Setelah periode tersebut bisnis kami mulai kembali tumbuh, "katanya.

Dengan berbagai pengalaman dan dukungan SDM yang dimiliki, pihaknya beradaptasi dan melihat celah peluang yang ada. Berbagai terobosan di masa pandemi dicari untuk bisa menggerakkan kembali gairah pasar. "Sebagai contoh, walaupun kerja dan sekolah tatap muka tidak bisa dilakukan, tapi karyawan dan pelajar harus tetap melakukan aktivitas dari rumah, dimana kami melihan sebagai potensi untuk memberikan solusi dari kebutuhan tersebut," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement