Sabtu 19 Dec 2020 02:39 WIB

Kunci Memutus Rantai Covid, Wagub: 80 Persen di Masyarakat

Regulasi hanya memberikan pengaruh sebesar 20 persen dalam upaya pencegahan covid..

Rep: Flori Sidebang/ Red: Friska Yolandha
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di wilayah Ibu Kota. Namun, menurut Ariza, kunci untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ada di tangan masyarakat.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di wilayah Ibu Kota. Namun, menurut Ariza, kunci untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ada di tangan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di wilayah Ibu Kota. Namun, menurut Ariza, kunci untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ada di tangan masyarakat.

Ariza menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama dengan sejumlah stakeholder terkait terus mengeluarkan regulasi, mengerahkan aparat untuk membantu melakukan pengawasan dan pemantauan, memberikan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan, agar mencegah penyebaran virus corona. Akan tetapi, kata dia, regulasi hanya memberikan pengaruh sebesar 20 persen dalam upaya pencegahan tersebut.

Baca Juga

"Namun demikian, menurut para pakar kontribusi dari empat tersebut dari apa yang dilakukan pemerintah itu cuma memberikan kontribusi 20 persen terhadap upaya kita mengurangi memutus mata rantai penyebaran covid, 80 persennya ternyata ada pada masyarakat," kata Ariza dalam webinar yang diunggah di akun Youtube BNPB, Jumat (18/12).

Ariza menilai, kepatuhan, kedisiplinan, serta ketaatan masyarakat dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 sangat dibutuhkan. Ia menyebut, pihaknya pun mencoba mengubah paradigma masyarakat agar menjadikan kepatuhan itu sebagai sebuah kebutuhan.

"Jadi kami minta masyarakat jangan patuh disiplin karena ada aparat, karena ada pemerintah, karena ada imbauan dan sebagainya. Tapi masyarkat harus menjadikan disiplin ini, kepatuhannya sebagai sebuah kebutuhan, kebutuhan yang harus diyakini," ujar dia.

Dia menambahkan, kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan protokol kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan membentuk gugus tugas dari tingkat provinsi hingga RT. 

Bahkan, kata dia, jajarannya pun sampai menunjuk satu orang di setiap rumah warga sebagai kader Covid-19. "Supaya interaksi berjalan dengan baik dan memastikan anggota keluarga ini menjalankan disiplin dengan baik dan membuat ini sebagai sebuah keebutuhan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement