Jumat 18 Dec 2020 18:59 WIB

Bandung Sejahtera, Pemkot Pastikan Layanan JKN-KIS Merata

Kerjasama ini harus ditindaklanjuti dengan cepat agar layanan kesehatan lancar

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Bandung  menandatangani nota kesepakatan  tentang sinergitas program jaminan kesehatan nasional di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (17/12).
Foto: istimewa
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Bandung menandatangani nota kesepakatan tentang sinergitas program jaminan kesehatan nasional di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Bandung  menandatangani nota kesepakatan  tentang sinergitas program jaminan kesehatan nasional di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (17/12).   

Penandatangan dilakukan Wali Kota Bandung, Oded M.  Danial dan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung, M. Cucu Zakaria. Pemerintah  Kota  Bandung  memastikan  dukungannya  terhadap  penyelenggaraan  Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di Kota Bandung secara serius melalui penandatanganan Nota Kesepakatan dengan BPJS Kesehatan Cabang Bandung.  Hal itu sebagai salah satu upaya dalam menciptakan visi Bandung Sejahtera.

Kegiatan ini   juga  turut   dihadiri  Asisten Pemerintahan dan Kesra Asep Gufron, Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara, Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kota Bandung Toto Rusdiantono, Dinas Kependudukan dan  Pencatatan   Sipil  Kota Bandung Tatang   Muhtar,  Bagian   Kerja  Sama   Daerah  Pemerintah  Kota   Bandung  Dudy  Prayudi,  serta  Bagian   Hukum   Pemerintah   Kota   Bandung   Bambang   Suhari,   yang   tentunya  memiliki   peranan   yang   besar   dalam   mensukseskan   penyelenggaraan Program JKN-KIS di Kota Bandung.

Wali Kota Bandung,  Oded Muhammad Danial  menegaskan di tahun 2021 Pemerintah Kota Bandung telah mengalokasikan anggaran sebesar 270,7 miliar rupiah untuk pendanaan dan dukungan   terhadap  program Universal  Health   Coverage  (UHC).   Anggaran  ini  diperuntukan melindungi   lebih   kurang   600   ribu   warga   kota   bandung   dengan   prioritas   kategori   kurang mampu."Alhamdulillah   kami   sudah   siapkan   anggaran   untuk   UHC   ini.   Harapannya,   kerjasama   ini terbangun dengan baik dan benar,  sehingga bisa bersama-sama menghadirkan pelayanan publik di   bidang   kesehatan   yang   merata   kepada   masyarakat.   Khususnya   masyarakat   yang   tidak mampu," kata Mang Oded, sapaannya, usai penandatanganan Nota Kesepakatan di Pendopo Kota Bandung.

Ia juga mengungkapkan, kerjasama ini harus ditindaklanjuti dengan cekatan sehingga pelayanan kesehatan di Kota Bandung berjalan lancar. Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan mampu   membangun   koordinasi   yang   baik   dan   responsive   dengan   BPJS   Kesehatan   dalam menangani urusan kesehatan masyarakat Kota Bandung."Karena   UHC   ini   merupakan   cakupan   kesehatan   semesta,   artinya   kami   harapkan   di   KotaBandung tidak adalagi masyarakat yang kebutuhan kesehatannya tidak tertangani. Karena itu,   saya   sampaikan   lagi   bahwa   koordinasi   kerjasama   ini   harus   solid   sehingga pelayanan kesehatan yang optimal terealisasikan," paparnya.

Kepala   BPJS   Kesehatan   Cabang   Bandung,   Mokhamad   Cucu   Zakaria   siap berkomitmen   menghadirkan   pelayanan   kesehatan   terbaik   bagi   masyatakat.   Cucu  pun sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Bandung dalam menangani masalah kesehatan, baik dari segi regulasi maupun keberpihakan anggaran. “BPJS Kesehatan sangat mengapresiasi keberlangsungan program UHC di Kota Bandung yangkini sudah memasuki tahun ke-empat. Ini bukti nyata bahwa Pemerintah Daerah hadir dalam menciptakan kesejahteraan masyarakatnya. Ini cerminan visi dan misi yang disampaikan MangOded terimplementasikan," kata Cucu.Cucu 

BPJS  Kesehatan  akan  berkoordinasi  dengan  Dinas  Kesehatan  untuk optimalisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat, karena masalah ini bukan cuma persoalan Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan saja, tetapi juga melibatkan stakeholder terkait lainnya.“Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam rangkaperbaharuan  data. Kini di BPJS Kesehatan sudah  single  identity  yang  mengacu pada  Nomor Induk Kependudukan   (NIK).  Bersama  dengan Disdukcapil, untuk  memastikan   data penduduk yang   belum   terdaftar   Program   JKN   sudah   tersiapkan   sehingga   memudahkan   proses kedepannya,” jelasnya.   

Sedangkan   dengan   Dinas   Sosial   dan   Penanggulangan   Kemiskinan,   BPJS   Kesehatan   akan berkoordinasi terkait percepatan pendataan. Untuk peserta yang memang masuk dalam kategori miskin, melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dapat diambil alih Kementerian Sosial untuk didaftarkan melalui APBN. Berdasarkan  Desember  2020,  sebanyak   2,3 juta  jiwa   atau   sekitar  95  persen  penduduk Kota Bandung sudah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement