Jumat 18 Dec 2020 11:31 WIB

Kementan Target 2,5 Juta Petani Milenial Baru dalam 5 Tahun

Pemerintah fokus tambah petsni milenial yang manfaatkan teknologi informasi budidaya.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pertanian menargetkan ada 2,5 juta petani milenial baru dalam lima tahun ke depan.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian menargetkan ada 2,5 juta petani milenial baru dalam lima tahun ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menargetkan ada 2,5 juta petani milenial baru dalam lima tahun ke depan. Dengan kata lain, setidanya dalam setahun harus diciptakan 500 ribu petani milenial di seluruh Indonesia. Hal itu demi menunjang regenerasi petani yang didominasi oleh usia tua.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan, dalam setahun terakhir pemerintah mulai fokus dalam menciptakan petani milenial baru yang bisa menggunakan teknologi informasi dalam budidaya.

"Meskipun jumlahnya belum signifikan, tapi pengaruh milenial terhadap pembangunan pertanian sangat luar biasa, oleh karena itu kita harus bangun terus petani milenial di seluruh pelosok Tanah Air," kata Dedi, Jumat (18/12).

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP, Leli Nuryati, mengatakan, untuk mencapai target 500 ribu petani milenial baru, pihaknya mengharapkan peran para penyuluh di setiap daerah untuk mengajak anak-anak muda masuk ke sektor pertanian dan menjadi wirausaha.

"Paling tidak satu penyuluh bisa mengajak lima petani milenial. Jumlah penyuluh kita ada 60 ribu orang, kalau tercapai bisa 300 ribu petani milenial. Sisanya, kita berharap peran para duta petani andalan dan duta petani milenial," kata Leli.

Ia mengatakan, BPPSDMP juga melakukan upaya lewat jalur pendidikan vokasi pertanian yang tahun ini ditargetkan ada 6.701 orang terlatih. Ada pula target penumbuhan wirausaha muda sebanyak 822 kelompok dan fasilitasi kewirausahaan dan ketenegakerjaan pemuda sebanyak 5.000 orang.

Kementan, kata Leli, juga terus melakukan pengembangan program pendidikan tinggi kedinasan dan diklat profesi di 34 provinsi. "Pusat pelatihan dan pendidikan ini tentu sangat berkaitan dengan mendorong munculnya petani milenial kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement