Jumat 18 Dec 2020 10:16 WIB

Wiku: Kita tidak Boleh Terus Biarkan Kasus Aktif Bertambah

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada Desember lebih tinggi dari November.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.
Foto: Foto: Lukas - Sekretariat Presiden
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat tidak bisa terus membiarkan kasus aktif bertambah. Oleh karena itu, ia kembali mengingatkan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Kita tidak boleh terus menerus membiarkan kasus aktif bertambah. Protokol kesehatan adalah kunci untuk menekan laju penularan. Sehingga penambahan kasus positif harian, tidak semakin tinggi, dengan begitu angka kasus aktif dapat ditekan," ujar Wiku dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat (18/12).

Baca Juga

Pesan itu dia sampaikan ketika perkembangan kasus aktif dilihat pada 13 Desember 2020 berada di angka 15,08 persen. Jumlah tersebut lebih besar dari angka tertinggi kasus aktif pada November 2020.

“Tentunya ini bukan perkembangan yang diharapkan," tambah Wiku.

Jika dibandingkan rata-rata, pada November lalu angka rata-rata kasus aktif nasional, sebesar 12,8 persen dengan angka tertinggi 13,78 persen. Sedangkan, pada Desember, rata-rata kasus aktif sampai 13 Desember sudah mencapai 14,39 persen.

Angka kasus aktif yang terus meningkat pada Desember 2020 diakui Wiku terjadi dikarenakan tingginya peningkatan penambahan harian kasus positif Covid-19 serta angka kesembuhan yang mengalami perlambatan. Selain itu, perkembangan terkini penanganan Covid-19 per 17 Desember 2020 terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.354 kasus dengan jumlah kasus aktif sebanyak 97.139 atau 15,1 persen dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,51 persen.

Jumlah kasus sembuh sebanyak 526.979 atau 81,9 persen dibandingkan rata-rata dunia 70,26 persen. Untuk jumlah pasien meninggal 19.390 kasus atau 3,0 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,2 persen.

“Untuk itu kepada pemerintah daerah diminta memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan agar angka kesembuhan dapat ditingkatkan dan dapat berkontribusi pada penurunan kasus aktif," kata ahli kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia (UI) itu.

Sebelumnya, pakar epidemiologi dari UI, Pandu Riono. Dirinya mengatakan, grafik kasus Covid-19 di Indonesia adalah cerminan dari ketat atau longgarnya pembatasan sosial yang dilakukan oleh setiap negara. Dia beranggapan, pembatasan sosial di Indonesia yang tidak terlalu ketat, juga menjadi awal peningkatan kasus yang terus menanjak saat ini.

"Iya, dan selain dari tes, pelacakan serta isolasi yang terus jalan," ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (14/12).

Karenanya, ia meminta agar pemerintah bisa konsisten mengedukasi dan melakukan komunikasi menyoal Pandemi Covid-19 pada warga. Selain dari mengajak langsung masyarakat sebagai garda terdepan mengatasi pandemi.

Ketika ditanya upaya Indonesia yang saat ini dinilai meningkat, ia menampiknya. Bahkan, masih dirasakannya sangat kurang.

"(Masih) jauh dari optimal," ungkap dia.

photo
Laju kasus Covid-19 per pekanan di Asia Tenggara - (Our World in Data)

sumber : Antara, Zainur Mashir Ramadhan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement