Jumat 18 Dec 2020 01:00 WIB

Peletakan Batu Masjid Ayodhya Dilakukan pada Hari Republik

Hari Republik ditandai dengan peletakan batu Masjid Ayodhya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Peletakan Batu Masjid Ayodhya Dilakukan Pada Hari Republik. Foto ilustrasi: Masjid Babri di Ayodhya, India yang sejak lama menjadi sengketa antara Muslim dan Hindu.
Foto: AP Photo
Peletakan Batu Masjid Ayodhya Dilakukan Pada Hari Republik. Foto ilustrasi: Masjid Babri di Ayodhya, India yang sejak lama menjadi sengketa antara Muslim dan Hindu.

REPUBLIKA.CO.ID, AYODHYA -- Cetak biru masjid untuk menggantikan Masjid Babri yang sebelumnya dihancurkan akan diresmikan Sabtu (19/12) ini. Peletakan batu fondasinya akan dilakukan bersamaan dengan Hari Republik di atas tanah seluas lima hektar.

“Trust memilih 26 Januari 2021, untuk meletakkan batu fondasi masjid Ayodhya karena pada hari itu Konstitusi kami mulai berlaku lebih dari tujuh dekade lalu. Konstitusi kami didasarkan pada pluralisme, yang merupakan motif utama proyek masjid kami,” kata Sekretaris Indo-Islamic Cultural Foundation (IICF),  Athar Hussain, dilansir di The Hindu Business Line, Kamis (17/12).

Baca Juga

Dewan Wakaf Sunni mendirikan IICF enam bulan lalu untuk membangun masjid di Ayodya ini.

Cetak biru kompleks masjid, yang akan mencakup rumah sakit multi-spesialisasi, dapur umum dan perpustakaan, akan diresmikan oleh IICF pada 19 Desember. Rencana proyek tersebut telah diselesaikan oleh arsitek utamanya, Profesor S M Akhtar.

“Masjid ini akan memiliki kapasitas untuk menampung 2.000 jamaah sekaligus, dan strukturnya akan berbentuk bulat,” kata Akhtar.

Sebelumnya, Mahkamah Agung pada 9 November tahun lalu telah membuka jalan bagi pembangunan Kuil Ram di situs Masjid Ram Janambhoomi-Babri yang disengketakan di Ayodhya. Hal ini lantas mengarahkan Pemerintah Pusat untuk membagikan plot alternatif seluas lima hektar ke Dewan Wakaf Sunni untuk dibangun sebuah masjid baru di tempat di kota di Uttar Pradesh.

Pemerintah negara bagian membagikan tanah seluas lima hektar di desa Dhannipur di Sohaval Tehsil di Ayodhya. Masjid baru ini akan lebih besar dari Masjid Babri, tapi strukturnya tidak akan mirip.

Rumah sakit yang dibangun juga akan menjadi pusat perhatian di kompleks tersebut. Akhtar menyebut keberadaaan rumah sakit ini akan melayani masyarakat umum dalam semangat Islam sejati, seperti yang diajarkan Nabi dalam khotbah terakhirnya 1.400 tahun yang lalu.

“Rumah sakit tidak akan menjadi bangunan beton biasa tetapi akan selaras dengan arsitektur masjid, penuh dengan kaligrafi dan simbol-simbol Islam. Ini akan menampung unit khusus dengan 300 tempat tidur, di mana para dokter akan bekerja dengan semangat misionaris untuk memberikan pengobatan gratis bagi yang sakit," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa penggunaan masjid sepenuhnya akan hemat listrik, karena dirancang berdasarkan energi matahari dan sistem pemeliharaan suhu alami.

Ia juga menyebut, untuk proyek rumah sakit di Dhannipur, bangunan ini akan menjadi rumah sakit multispesialis. Sementara itu, dapur komunitas akan menyajikan makanan berkualitas baik dua kali sehari untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat miskin yang tinggal di sekitarnya.

IICF lantas berkeinginan mendirikan perguruan tinggi perawat dan paramedis untuk menyediakan sumber daya manusia bagi rumah sakit. Pengelolaan dokter bisa dilakukan menggunakan sumber lokal dari Faizabad.

Untuk kebutuhan khusus dalam hal operasi kritis, ia menyebut pihaknya memiliki sekelompok rekan dokter di lembaga pemerintah dan swasta terkemuka yang ingin menawarkan layanan mereka.

“Kami menantikan pendanaan perusahaan untuk rumah sakit tersebut. Ada banyak donatur yang mau berkontribusi jika sudah mendapat persetujuan 80 G. Setelah itu, kami akan ke FCRA dan mencari dana asing dari umat Islam asal India," lanjutnya.

Masjid Babri dihancurkan pada bulan Desember 1992 oleh "kar sevaks" yang mengklaim bahwa masjid di Ayodhya ini dibangun di atas situs kuil Ram kuno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement