Kamis 17 Dec 2020 20:44 WIB

1.164 Orang Positif Hasil Swab Massal di Kota Bekasi

Sepuluh persen dari peserta swab massal memiliki hasil positif covid-19.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Sebanyak 1.164 sampel hasil tes usap (swab) massal yang digelar oleh Pemerintah Kota Bekasi sejak 26 Oktober 2020 dinyatakan positif. Angka tersebut didapatkan dari jumlah swab sebanyak 10.000 sampel.

“Diketemukan sebanyak 1.164 positif. Artinya ada 10 persennya dari jumlah 10.000. Ada juga yang invalid atau tidak terbaca,” kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, Kamis (17/12).

Baca Juga

Pepen, sapaan akrabnya, menuturkan pengambilan sampel swab dilakukan selama tiga hingga empat pekan. Data yang dihimpun oleh Pemkot Bekasi menunjukkan, hasil swab tersebut tersebar di 1.017 RW.

“Itu bagian dari proses perjalanan (swab massal) tadi, dari 1.017 RW total di Bekasi,” terangnya.

Dia menerangkan, sebaran hasil swab yang positif itu merata di hampir seluruh kelurahan. Pelacakan swab massal ini, kata dia, merupakan upaya pencarian kasus yang dilakukan secara periodik dan bertambah terus kuantitasnya.

“Nah pertambahan itu sekarang kalau enggak salah sudah sampai 12.000-an yang terkonfirmasi. Memang 1 minggu kebelakang kemarin, angka kematian kita naik 0,3 persen, dari 1,3 jadi 1,6 persen,” jelas Pepen.

Meski hasil swab massal mencapai 1.164 sampel dalam satu bulan pelacakan, namun tidak semua hasil dari tes masif merupakan warga yang memegang KTP Kota Bekasi.

"Sebenarnya gini, yang diperiksa swab masif nggak semua KTP Kota Bekasi," jelas Dezy saat ditemui, Kamis (12/11).

Dalam hal tracing, kata Dezy, pihak pemkot memfasilitasi kontak erat dengan kasus positif. Contohnya, jika ada satu warga Kota Bekasi yang positif, maka akan ditracing keluarganya.

Lalu, jika salah satu anggota keluarganya juga positif, pemkot akan melakukan penelusuran dengan siapa saja dia berkontak sampai hasilnya negatif baru tracingnya berhenti.

Tracing yang dilakukan itu, tak semuanya merupakan warga Kota Bekasi. Sehingga, data pasien non KTP Kota Bekasi itu tidak dimasukkan ke basis data milik Satgas namun dilaporkan ke KTP yang sesuai domisilinya.

"Kalau positif ditanya abis ketemu siapa nanti ditracing, untuk data kita tidak masukkan semua di kita. Karena, kita menjaga dia supaya tidak tertular (dengan cara tracing tadi), tapi kan nanti dia pulang ke rumahnya itu tugasnya dinkes antar kota berkomunikasi," tutur dia.

Data Pemerintah Kota Bekasi menunjukkan, per Kamis (17/12) jumlah kasus kumulatif Covid-19 mencapai 13.124 kasus. Saat ini kasus aktif yang ada di Kota Bekasi mencapai 1.105 kasus dengan angka kematian sebanyak 215 orang. Adapun, total kasus yang selesai secara kumulatif mencapai 11.804 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement