Kamis 17 Dec 2020 20:32 WIB

Ini Bisnis-Bisnis yang Disasar Bank Syariah Indonesia

Bank Syariah Indonesia (BSI) menyiapkan rencana bisnis tahun 2021-2023

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Elba Damhuri
Nasabah Bank Mandiri Syariah berbincang dengan pelayan toko saat menggunakan layanan digital di Pusat Oleh-oleh UMKM Indonesia Dakara Mart, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10/2020). Bank Mandiri Syariah terus fokus dan mengutamakan layanan digital banking untuk memenuhi kebutuhan berbagai transaksi nasabah yang meningkat di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) melalui standarisasi pembayaran digital menggunakan QR Code (QRIS) sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan uang tunai untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Nasabah Bank Mandiri Syariah berbincang dengan pelayan toko saat menggunakan layanan digital di Pusat Oleh-oleh UMKM Indonesia Dakara Mart, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10/2020). Bank Mandiri Syariah terus fokus dan mengutamakan layanan digital banking untuk memenuhi kebutuhan berbagai transaksi nasabah yang meningkat di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) melalui standarisasi pembayaran digital menggunakan QR Code (QRIS) sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan uang tunai untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) telah menyiapkan rancangan rencana bisnis untuk tahun 2021-2023. Direktur Mandiri Syariah, Hery Gunardi, mengatakan bank akan melakukan mendesain ulang bisnis model.

"Kami nanti akan redesign bisnis model, terkait branding kami akan bangun lebih inklusif karena bank syariah itu universal merangkul semua lapisan," katanya dalam konferensi pers, Rabu (16/12).

Baca Juga

Bank Syariah Indonesia akan mencoba mengakomodasi semua kebutuhan, baik retail, korporasi, negara, nasabah milenial, non-milenial, UMKM, dan umat Islam secara keseluruhan. Bank terutama akan memperkuat bisnis wholesale setelah memiliki permodalan yang kuat dari merger ini.

Dengan kapasitas besar tersebut, BSI ingin menjadi pemain utama dalam pendanaan proyek-proyek infrastruktur. Salah satunya dengan menjadi pemimpin dari sindikasi pembiayaan yang sebelumnya hanya ikut dalam porsi kecil mengikuti induknya.

Selain itu, BSI juga akan menggarap potensi halal value chain, mulai dari skala principal, distributor, hingga sub distributornya. Dalam rangka memanfaatkan potensi pasar global, BSI akan menyasar market sukuk.

"Kapasitas ini akan kami bangun di tahun 2021, tak menutup kemungkinan nanti kita buka cabang di Dubai juga untuk mengakomodir perusahaan Indonesia cari investor dari luar," katanya.

Tanpa meninggalkan spesialisasinya di segmen retail, BSI juga akan terus memperkuat lini tersebut. Satu produk unggul yakni Mitraguna yang berbasis payroll akan menjadi dasar untuk segmen konsumer. Dengan cost of fund yang rendah pun, maka BSI bisa bersaing dengan bank konvensional.

"Nanti kita bisa compete juga di KPR, KKB karena imbal hasil lebih kompetitif, dengan bisnis model yang kita rapikan," katanya.

Hery juga menegaskan tak melupakan segmen UMKM yang telah menjadi backbone bank syariah. UMKM menjadi agenda wajib sesuai dengan permintaan dari pemerintah untuk mendorong perkembangan usaha masyarakat.

Nantinya pembiayaan terhadap segmen ini akan lebih terintegrasi dengan sistem value chain juga rekomendasi dari cabang daerah. Sehingga target sasaran adalah champion di daerah-daerahnya.

Digital banking juga akan terus ditingkatkan, tidak hanya dari sisi fitur. Lebih lanjut, Hery mengatakan pada saat legal merger nanti, akan ada aura baru dari BSI karena rebranding. Tidak hanya bisnis proses, tapi dari sisi penampilan infrastruktur, hingga layanan akan berubah.

"Produk juga akan kita rapikan, kita pilih mana produk terbaik sehingga nanti hanya ada produk champion," katanya. Sejumlah produk yang stagnan akan dihapus, digabung, atau dibiarkan hingga batas waktunya habis. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement