Kamis 17 Dec 2020 19:38 WIB

PGN Terapkan Smart Utility demi Tingkatkan Efisiensi Layanan

PGN akan terus mengembangkan teknologi di segala sisi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
 PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari BUMN menerapkan smart utility demi meningkatkan efisiensi. (Ilustrasi).
Foto: PGN
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari BUMN menerapkan smart utility demi meningkatkan efisiensi. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk (PGN) Redy Ferryanto mengatakan, sebagai subholding gas dan bagian dari holding migas Pertamina yang mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi, PGN menerapkan smart utility yang berkelanjutan. Redy menyampaikan penerapan utility berbasis teknologi ini juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan layanan gas bumi.

Saat ini, ucap Redy, industri hilir pemanfaat gas belum tumbuh sesuai ekspektasi karena kondisi pandemi. Harga gas bumi juga belum sesuai dengan nilai keekonomian yang diharapkan. Namun demikian, manajemen mutu PGN masih tetap dilaksanakan berstandar ISO baik sebelum maupun sesudah kondisi pandemi yaitu menggunakan sistem digital.

Baca Juga

"Pada dasarnya, PGN menggunakan smart utility yang telah dimiliki dan dikembangkan untuk pengelolaan infrastruktur dan investasi dalam rangka memenuhi kebutuhan gas pelanggan di seluruh sektor. Smart utility berbasis teknologi 4.0 layanan kami cukup canggih dan handal untuk memastikan gas yang disalurkan terjaga kontinuitas, kuantitas, dan kualitasnya," ujar Redy Ferryanto dalam webinar yang diselenggarakan Departemen Teknik Elektro UI pada Kamis (17/12).

Redy menjelaskan, berbagai platform teknologi yang dikembangkan oleh PGN dalam optimalisasi operasi fokusnya meningkatkan keandalan dan meningkatkan usia kerja infrastruktur. Redy memaparkan banyak aset PGN yang sudah berusia cukup tua. Kata Redy, jaringan fiber optic PGN yang digelar dari Jawa sampai Singapura merupakan salah satu nadi background smart utility PGN untuk terus mengelola aset transmisi yang selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan di seluruh nusantara.

"Selain itu, kita juga harus kembangkan teknologi untuk merawat infrastruktur pipa yang berada di tengah hutan atau di bawah laut dan sulit dijangkau dengan cara biasa," ucap Redy.

Redy mengatakan penerapan teknologi 4.0 juga digiatkan untuk mengkonversi gas bumi, menyalurkan gas bumi tanpa menggunakan pipa, mengesplorasi sumber gas alternatif, serta menciptakan layanan maupun produk yang relevan dengan kebutuhan pelanggan.

"Program terbaru kami yaitu Sapta PGN juga akan kami kembangkan menggunakan smart utility, diantaranya Internet Of Things (IOT) dan Big Data agar bisa berkompetisi dalam bisnis gas bumi yang efektif dan efisien," ungkap Redy.

Dengan semakin bertambahnya pelanggan-pelanggan baru di berbagai wilayah, sambung Redy. PGN akan terus mengembangkan teknologi di segala sisi. Hasil pengembangan teknologi yang dikembangkan antara lain CNG Cradle (inovasi tabung CNG) dan Pressure Reducing Stasiun (PRS) Tipe A yaitu inovasi penurun tekanan dari 200 barg menjadi 35-40 barg dan 0,1-1,0 barg tanpa pemanas dengan kapasitas 10 meter kubik per jam.

"CNG Cradle dan PRS Tipe A menjadi solusi penyediaan gas bumi untuk pelanggan komersial yang estimasi penggunaan gasnya sekitar 900 sampai tiga ribu meter kubik per bulan, tetapi lokasinya belum terjangkau oleh jaringan pipa dengan teknologi sederhana. Jadi pemenuhan gasnya dengan CNG tanpa menggunakan pipa," lanjut Redy.

Redy mengungkapkan benefit yang diperoleh dari teknologi ini berupa penghematan pengeluaran energi di pelanggan sekitar 20 persen, kemudian dapat melakukan pengiriman secara berkala, dan memudahkan penyaluran gas bumi.

PGN, lanjut dia, juga memiliki Automatic Meter Reader (AMR) untuk menggantikan input data pemakaian gas secara manual pada pelanggan industri, komersial, dan pembangkit listrik. Dengan pemanfaatan teknologi AMR, maka permasalahan seperti pemborosan listrik, pencatatan menggunakan model GPRS dan ketidakhandalan sistem menjadi teratasi.

AMR memiliki feature power saver, remote monitoring, dan efficient modem. Dengan demikian, bisa didapatkan data realisasi riil pemakaian harian dan efisiensi biaya pengelolaan.

Redy mengungkapkan masih banyak penggunaan teknologi dalam operasional PGN yang tentunya ditujukan mendukung peran PGN sebagai pemain gas nasional. Menurut Redy, mengelola operasi gas bumi dengan smart utility harus berkelanjutan, karena dalam prakteknya membutuhkan efisiensi, realtime, dan harus dapat mengerti behavior customer sehingga dapat merespon kebutuhan pelanggan akan gas bumi dengan cepat dan efektif.

"Penguasaan aspek teknologi 4.0 menjadi salah satu pondasi utama PGN untuk mencapat keberhasilan pemanfaatan gas bumi di seluruh sektor," kata Redy menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement