Kamis 17 Dec 2020 18:39 WIB

Ganjar Pastikan Sekolah Tatap Muka di Jateng Ditunda

Menurut Ganjar pada Januari kondisi belum tentu kondusif untuk buka sekolah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: dok. Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Jawa Tengah dipastikan bakal menunda pelaksanaan sekolah tatap muka. Kepastian ini diperoleh setelah Gubernur Jawa Tengah menerbitkan surat edaran, menindaklanjuti arahan pemerintah pusat terkait penanganan pandemi Covid-19.

Dalam surat edaran Gubernur Jawa Tengah tersebut, ada empat poin yang menjadi perhatian khusus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Salah satunya adalah perihal penundaan sekolah tatap muka yang sedianya akan dimulai awal tahun 2021 nanti.

Baca Juga

“Penundaan sekolah tatap muka, pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Pendidikan Masyarakat (Dikmas),” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/12).

Surat edaran Nomor 445/0017480 tersebut, merupakan tindak lanjut arahan Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat evaluasi penanganan pandemi Covid-19. Selain itu juga mempertimbangkan kondisi pandemi yang masih belum pasti bisa dikendalikan.

Dalam surat edaran tersebut, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini secara khusus telah meminta agar satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP hingga Dikmas untuk menunda pembelajaran tatap muka (PTM). Ganjar menegaskan, sarana prasarana hingga standar operasional prosedur (SOP) pencegahan harus benar-benar disiapkan dengan maksimal. Sehingga proses belajar tatap muka benar-benar aman di tengah kasus Covid-19 yang masih terus melonjak.

“Sekarang kita sudah punya di sekolah. Maka kemudian gurunya, siswanya dan seterusnya hingga wali siswa atau orang tua siswa juga mesti dipastikan benar-benar telah siap,” jelas gubernur.

Ia juga menyampaikan, penundaan pembelajaran tatap muka tersebut berlaku untuk seluruh daerah (35 kabupaten/kota) di wilayahnya. Terutama, daerah dengan lonjakan kasus Covid-18 yang tinggi.

Kalau kemudian kondisi di daerah yang dimaksud ternyata peningkatan kasus Covid-19-nya tinggi, jangan dulu dan tidak boleh. “Lebih baik tunda semuanya, ‘rak sah kesusu’ (tidak perlu terburu- buru),” tegasnya.

Kendati begitu, masih kata Ganjar, tidak menutup kemungkinan untuk sekolah tatap muka baru bisa dilaksanakan dengan syarat masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi mulai dilakukan.

“Seandainya di awal-awal bulan, masyarakat taat, vaksin mulai masuk dan kasus terus tertekan, bukan tidak mungkin kita buka sekolah tatap muka. Tapi rasa-rasanya kalau Januari kok belum,” kata Gubernur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement