Kamis 17 Dec 2020 17:37 WIB

Indonesia Minta UE Tingkatkan Akses Pasar Sawit

Indonesia menyambut baik kelompok kerja bersama untuk membahas isu minyak nabati.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Kemengdag meminta Uni Eropa dan Prancis untuk meningkatkan akses pasar produk Indonesia, khususnya sawit.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Kemengdag meminta Uni Eropa dan Prancis untuk meningkatkan akses pasar produk Indonesia, khususnya sawit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Delegasi Perdagangan Luar Negeri dan Daya Tarik Ekonomi, Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Franck Riester.  Pada pertemuan ini, Kemengdag meminta Uni Eropa dan Prancis untuk meningkatkan akses pasar produk Indonesia, khususnya sawit. 

Adapun produk sawit Indonesia dan turunannya mengalami berbagai tantangan di pasar Uni Eropa, antara lain kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II, bea anti-subsidi (countervailing duties) terhadap biodiesel Indonesia, pengecualian dari insentif pajak untuk bahan bakar alam di Prancis, dan kampanye negatif terhadap produk sawit.

Baca Juga

Untuk membahas isu tersebut, Uni Eropa dan negara ASEAN terkait sepakat membentuk kelompok kerja (Joint Working Group) guna membahas tantangan pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs) di sektor minyak nabati. Pertemuan pertama direncanakan berlangsung pada Januari 2021.

Indonesia menyambut baik peluncuran kelompok kerja bersama antara Uni Eropa dan negara-negara ASEAN terkait untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh minyak nabati dalam mencapai SDGs. "Kami harap melalui forum ini dicapai pemahaman bersama dan bergerak menuju kerja sama yang konstruktif masa depan," kata Agus dalam keterangan resmi, Kamis (17/12).

 

Selain itu, Indonesia masih optimistis kesepakatan kerja sama menyeluruh Indonesia-Uni Eropa (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) dapat segera rampung. Terlebih, Uni Eropa merupakan mitra perdagangan dan investasi penting bagi Indonesia.

"Maka itu, IEU-CEPA adalah negosiasi prioritas yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia," ungkap Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement