Kamis 17 Dec 2020 11:09 WIB

Warga AS Raup 500 Ribu Dolar Curangi Dana Bantuan Covid-19

Wanita di Kalifornia manfaatkan dark web dan Youtube untuk dapatkan dana Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Dark Web.
Foto: TechWorld
Dark Web.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Jaksa penuntut menyatakan seorang wanita asal Kalifornia Selatan memperoleh keuntungan lebih dari 500 ribu dolar AS dalam pandemi Covid-19, Rabu (16/12). Dia mendapatkan tuduhan pidana federal karena menggunakan nomor Jaminan Sosial curian dan informasi pribadi lainnya.

Cara Marie Kirk-Connell mengaku dalam pembelaan dirinya telah membeli identitas yang dicuri melalui dark web dan menonton video Youtube tentang cara mengajukan klaim pengangguran. Dia pun telah mengaku bersalah di Pengadilan Distrik AS di Los Angeles atas satu dakwaan penggunaan perangkat akses tidak sah.

Baca Juga

Wanita asal Riverside County ini menghadapi maksimal 10 tahun di penjara federal ketika dijatuhi hukuman pada April. Namun pedoman hukuman federal biasanya memberikan lebih durasi lebih pendek di balik jeruji besi.

Sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya dengan jaksa, perempuan berusia 32 tahun ini mengakui mendapatkan kartu debit senilai lebih dari 500 ribu dolar AS dari Departemen Pengembangan Ketenagakerjaan (EDD) Kalifornia. Dana tersebut diperoleh menggunakan informasi pribadi yang dicuri.

Catatan EDD Kalifornia menunjukkan bahwa kartu dan identitas digunakan untuk mendapatkan sekitar 534.149 dolar AS dalam dana pengangguran terkait Covid-19. Menurut pernyataan tertulis yang diajukan sebagai bagian dari penyelidikan, hampir 270 ribu dolar AS telah dihabiskan.

Manfaat yang dicurangi ini dimaksudkan untuk didistribusikan dalam program Coronavirus Aid, Relief, dan Economic Security Act, yang disahkan oleh Kongres pada Maret. Undang-undang itu memperluas tunjangan pengangguran untuk mencakup pemilik bisnis, pekerja mandiri dan kontraktor independen, yang kehilangan pekerjaan atau pendapatan selama pandemi virus corona.

Kalifornia telah menjadi salah satu negara bagian AS yang paling terpukul selama lonjakan Covid-19 terbaru. Pandemi ini telah membunuh lebih dari 300 ribu orang di seluruh negeri sejak infeksi mulai menyebar pada Maret tahun ini.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement