Kamis 17 Dec 2020 11:06 WIB

Kementan Optimistis Food Estate Tahap I Selesai Tepat Waktu

Pada tahun depan, diharapkan proses penanaman sudah bisa dilakukan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis proyek food estate tahap awal seluas 30 ribu hektare dapat rampung tepat waktu. Meskipun terdapat kendala akibat kontur tanah rawa yang labil saat dilakukan pengolahan sawah.
Foto: Sekretariat Negara
Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis proyek food estate tahap awal seluas 30 ribu hektare dapat rampung tepat waktu. Meskipun terdapat kendala akibat kontur tanah rawa yang labil saat dilakukan pengolahan sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis proyek food estate tahap awal seluas 30 ribu hektare dapat rampung tepat waktu. Meskipun terdapat kendala akibat kontur tanah rawa yang labil saat dilakukan pengolahan sawah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, berharap akhir bulan Desember ini proses penggarapan lahan telah rampung. Dengan begitu, pada awal tahun depan proses penanaman sudah bisa dilakukan.

"Progresnya cukup bagus dari tantangan alam yang ada. Ini lahan rawa, di mana kontur lahannya ada yang dalam dan sedang. Lahannya sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatra atau Sulawesi," kata Syahrul dalam pernyataan resminya, Kamis (17/12).

Pihaknya pun meminta koordinasi semua pihak untuk bersama-sama menyukseskan program ketahanan pangan nasional tersebut. 

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian  Kementan, Sarwo Edhy menerangkan, target 30.000 hektare lahan Food Estate terbagi di dua wilayah yakni Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulau Pisau. Di Pulau Kapuas areal lahan Food Estate seluas 20.000 hektar, sementara di Kabupaten Pulau Pisau seluas 10.000 hektare lahan. 

"Sampai hari ini realisasinya sudah mencapai 18.800 hektare. Masih ada 1.200 hektar yang belum selesai. Kemudian untuk di Kabupaten Pulau Pisau seluas 10.000 hektare sudah selesai semua," terang Sarwo.

Ia melanjutkan, 1.200 hektare lahan yang belum rampung di Kabupaten Kapuas seluruhnya berada di Dadahup. Sarwo memaparkan selain labil, terdapat cekungan-cekungan yang cukup dalam pada lahan yang akan digarap menjadi Food Estate tersebut.

"Kalau ada traktor roda empat hanya mengunakan satu pasang roda apung itu amblas. Dua pasang amblas. Paling normal adalah tiga pasang. Sehingga, yang seharusnya 60 unit itu hanya digunakan 3 unit saja yang dipasang roda apung. Sisanya dalam proses pengambilan roda apung dari petani di lokasi-lokasi lain yang sudah selesai," katanya.

Dalam waktu dekat, Sarwo Edhy menegaskan akan memobilisasi sebanyak 20 unit traktor dari Pulau Pisang ke Dadahup. "Itu akan kita mobilisasi dan efektifkan, sehingga diharapkan akhir Desember, 10 hari ke depan dapat di selesaikan 100 persen. Kendalanya di sini lahan labil, tapi kita coba untuk mengatasi itu semua, sehingga nanti pada waktunya selesai," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement