Kamis 17 Dec 2020 09:15 WIB

Jerman akan Suntikkan Vaksin Pfizer pada 27 Desember

Penyuntikan vaksin di Jerman diprioritaskan kepada para lansia di panti jompo

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menerima suntikan influenza dari dokter Harald Bias di rumah sakit Charite, saat penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19), di Berlin, Jerman, 14 Oktober 2020.
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menerima suntikan influenza dari dokter Harald Bias di rumah sakit Charite, saat penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19), di Berlin, Jerman, 14 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Jerman akan menyuntikkan vaksin Pfizer-BioNTech melawan Covid-19 pada 27 Desember. Vaksin itu diprioritaskan kepada para lansia di panti jompo, kata pemerintah kota Berlin pada Rabu.

Pengumuman itu datang ketika Jerman mencatat jumlah kematian harian tertinggi dari Covid-19 dan saat negara itu memasuki karantina ketat dalam upaya untuk menurunkan infeksi yang melonjak.

Baca Juga

Sebagai anggota Uni Eropa, Jerman harus menunggu Badan Obat Eropa/European Medicines Agency (EMA) untuk menyetujui vaksin tersebut. Diharapkan EMA membuat pengumuman pada 21 Desember.

Seorang pejabat senior UE mengatakan pada Rabu bahwa Uni Eropa dapat memberikan persetujuan akhir untuk vaksin Pfizer-BioNTech pada 23 Desember.

"Negara bagian federal akan mulai vaksinasi terhadap virus corona baru SARS-CoV-2 pada 27 Desember," kata pemerintah kota Berlin dalam sebuah pernyataan setelah konferensi antara Menteri Kesehatan Jens Spahn dan pejabat kesehatan dari 16 negara bagian Jerman.

Spahn telah menyatakan frustrasi atas kurangnya persetujuan vaksin yang sebagian dikembangkan di Jerman bahkan ketika negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat sedang meluncurkannya.

Jumlah kematian Covid-19 yang terdaftar melonjak ke rekor 952 pada Rabu. Rekor sebelumnya adalah 598 Jumat lalu.

Namun, angka kasus Covid-19 pada Rabu tidak sepenuhnya sebanding dengan hari-hari sebelumnya karena angka kasus meningkat oleh masalah teknis di satu negara bagian. Demikian kata Institut Robert Koch untuk penyakit menular, yang mengumpulkan data.

Ketakutan bahwa pandemi semakin tidak terkendali mendorong Kanselir Angela Merkel dan gubernur negara bagian mengumumkan pada Ahad karantina yang ketat dari 16 Desember hingga setidaknya 10 Januari.

Toko-toko dan sekolah akan tetap tutup dalam pengetatan pra-Natal setelah penguncian sebagian pada November, yang menutup bar dan restoran tetapi gagal menahan gelombang kedua pandemi.

Jerman lebih berhasil daripada banyak negara dalam mengendalikan virus corona pada gelombang pertama di musim semi. Akan tetapi situasinya terlihat berbeda sekarang.

Robert Koch Institute menyebutkan jumlah kasus yang dikonfirmasi di 1.379.238, meningkat 27.728. Total korban meninggal di Jerman adalah 23.427. Insiden kasus tujuh hari meningkat menjadi 180 per 100 ribu orang dari 174 kasus pada Selasa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement