Kamis 17 Dec 2020 08:54 WIB

Menaker: Padat Karya Infrastruktur Fokus Bagi Korban PHK

Menaker Ida Fauziyah sebut program Padat Karya Infrastruktur targetkan 106.154 orang

Rep: Muhyiddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah. Ida Fauziyah menyebut Program padat karya infrastruktur disesuaikan dengan penanganan dampak Covid-19, diarahkan agar penerimanya itu yang di-PHK
Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah. Ida Fauziyah menyebut Program padat karya infrastruktur disesuaikan dengan penanganan dampak Covid-19, diarahkan agar penerimanya itu yang di-PHK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyiapkan program guna menanggulangi dampak Covid-19. Kemnaker berniat melakukan perluasan kesempatan kerja sebagai bentuk penguatan jaringan pengaman sosial.

Target terbesar dalam program pemerintah adalah penciptaan wirausaha baru. Kemnaker menargetkan setidaknya 212.580 orang tergabung dengan sasaran pekerja informal terdampak Covid-19. Kategori ini dikhususkan bagi pekerja di zona merah dan kuning.

Program lainnya adalah padat karya infrastruktur dan padat karya produktif. Kegiatan itu diharapkan mampu menjaring 106.154 orang, khususnya tenaga kerja yang terdampak Covid-19.

“Program padat karya infrastruktur disesuaikan dengan penanganan dampak Covid-19, diarahkan agar penerimanya itu teman-teman yang di-PHK dirumahkan. Mari kita terus berdoa, semoga pandemi Covid-19 segera berakhir," ujar Menteri Ketenagakerjaa, Ida Fauziah dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (16/12).

Selain itu, menurut IDa, pemerintah juga menyiapkan program inkubasi bisnis untuk wirausaha baru. Hanya 5.780 orang yang dapat terdaftar dalam program ini. Sebab program ini membidik wirausaha yang telah menjalankan usaha berkelanjutan minimal dua tahun berjalan.

Ida juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan, tidak ke luar rumah kecuali ada kebutuhan mendesak, serta menjaga physical distancing.

"Hanya fisiknya saja yang nggak boleh dekat, tetapi hati harus tetap dekat," kata Ketua Lembaga Kesehatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement