Kamis 17 Dec 2020 06:40 WIB

Satu Warga AS Laporkan Reaksi Alergi Berat Vaksin Pfizer

Kondisi alergi berat pada penerima vaksin Covid-19 Pfizer di AS telah tertangani.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Pfizer. Reaksi yang tak diinginkan berupa alergi berat terjadi beberapa menit setelah seorang petugas kesehatan Alaska, Amerika Serikat menerima suntikan Pfizer pada Selasa (15/12), serupa dengan dua kasus yang dilaporkan pekan lalu di Inggris.
Foto: EPA-EFE/Jacquelyn Martin
Vaksin Covid-19 Pfizer. Reaksi yang tak diinginkan berupa alergi berat terjadi beberapa menit setelah seorang petugas kesehatan Alaska, Amerika Serikat menerima suntikan Pfizer pada Selasa (15/12), serupa dengan dua kasus yang dilaporkan pekan lalu di Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, ALASKA -- Otoritas kesehatan menyatakan, Rabu (16/12), seorang petugas kesehatan Alaska, Amerika Serikat (AS), mengalami reaksi alergi yang serius setelah mendapatkan vaksin Covid-19 dari Pfizer Inc dan BioNTech. Kejadian ini adalah laporan terbaru setelah kasus serupa terjadi di Inggris.

Reaksi yang tak diinginkan terjadi beberapa menit setelah petugas kesehatan itu menerima suntikan Pfizer pada Selasa (15/12), serupa dengan dua kasus yang dilaporkan pekan lalu di Inggris. Saat ini, kondisi orang penerima suntikan vaksin gelombang pertama di AS ini sudah stabil.

Baca Juga

Regulator medis Inggris mengatakan bahwa siapa pun dengan riwayat anafilaksis atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan bahwa kebanyakan warga yang alergi seharusnya aman untuk menerima vaksin.

FDA menyatakan, hanya orang yang sebelumnya memiliki reaksi alergi parah terhadap vaksin, obat, makanan atau bahan dalam vaksin tertentu ini saja yang harus menghindari suntikan. Akan tetapi, menurut Lindy Jones selaku direktur departemen gawat darurat di ibu kota Juneau tempat pasien dirawat, petugas medis di Alaska itu tidak memiliki riwayat reaksi alergi.

Jones menyatakan, gejala alergi pada pasien paruh baya itu sembuh setelah diberikan pengobatan alergi dengan epinefrin. Pasien masih di Rumah Sakit Regional Bartlett Juneau dan dipantau pada Rabu.

Pfizer mengatakan, vaksin tersebut dilengkapi dengan peringatan yang jelas bahwa perawatan dan pengawasan medis yang tepat harus selalu tersedia jika terjadi anafilaksis. Namun, perusahan akan memperbarui bahasa pelabelan untuk vaksin jika diperlukan.

Pemberian vaksin dimulai Senin (14/12) di AS, setelah otorisasi penggunaan darurat pekan lalu. Dosis awal telah dialokasikan untuk petugas kesehatan dan penghuni panti jompo.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement