Rabu 16 Dec 2020 23:06 WIB

NSH Mountain Gold Pasrah Gagal Gaet Biboy untuk IBL 2021

Biboy masuk dalam kriteria pemain naturalisasi lokal dalam aturan IBL

Rep: Fitrianto/ Red: Israr Itah
Ebrahim Enguio Lopez alias Biboy (kanan) saat masih bermain membela Aspac Jakarta di kompetisi bola basket Tanah Air.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Ebrahim Enguio Lopez alias Biboy (kanan) saat masih bermain membela Aspac Jakarta di kompetisi bola basket Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Tim NSH Mountain Gold Timika, Yusuf Arlan, mengaku pasrah dengan keputusan penundaan penggunaan pemain naturalisasi lokal pada kompetisi IBL musim 202i. Hal ini diungkapkan Arlan kepada Republika.co.id, Rabu (16/12) malam. Sebelumnya, NSH Mountain Gold tinggal selangkah lagi mendatangkan Ebrahim Enguio Lopez alias Biboy, pemain berdarah Indonesia-Filipina. 

Biboy masuk dalam kriteria pemain naturalisasi lokal dalam aturan IBL. Ia sudah lama memegang paspor Indonesia dan bahkan ikut membantu timnas basket meraih perak SEA Games 2015. Terakhir Biboy bermain di Piala Dunia FIBA 3x3 2018 membela Indonesia.

Baca Juga

"Kami pasrah dengan keputusan tersebut. Walaupun kami sudah keluar biaya untuk membeli tiket pesawat mendatangkan Biboy. Rencananya, Biboy akan datang pada 20 Desember mendatang," kata dia.

Arlan menjelaskan, pihaknya menghubungi Biboy setelah mendengar IBL mengeluarkan aturan penggunaan pemain naturalisasi. Namun ternyata, setelah memberikan panduan siapa saja pemain naturalisasi yang sah bermain, keputusan akhir diserahkan kepada klub. Delapan dari 11 klub IBL yang akan tampil pada kompetisi 2021 ternyata tak memberi lampu hijau. Menurut informasi yang didapatkan Republika.co.id, hanya Pacific Caesar, Bali United, dan NSH Mountain Gold yang menyetujui pemain naturalisasi bisa bermain. 

"Kalau sudah ada kesepakatan, ya kami hanya bisa pasrah," ujar Arlan.

Direktur Operasional Amartha Hangtuah Ferry Jufri yang dihubungi Republika.co.id menyatakan, kasus batalnya Biboy bermain di IBL sebagai masalah miskomunikasi. Sebab, menurut dia, pihak klub-klub peserta sebelumnya sudah bersepakat menunda penggunaan pemain naturalisasi pada musim 2021.

"Keputusan resmi baru diambil saat pertemuan pemilik klub tanggal 15 Desember 2020. Sebelumnya kami sudah sepakat untuk menunda," kata Ferry.

Menurut Ferry, keputusan menunda dengan pertimbangan rasa keadilan. Sebab, saat ini ada 11 klub, tetapi pemain naturalisasi yang memenuhi syarat yang ditetapkan IBL hanya tersedia dua. 

"Ini kan kurang adil, siapa yang berhak memilih mereka? Lagipula persiapan dan liga pun berlangsung lebih cepat. Selain itu kita juga mencoba memaksimalkan pemain lokal," ujar Ferry.

Sementara Manajer Satria Muda Pertamina Riska Natalia Dewi mengaku hanya mengikuti keputusan mayoritas klub yang sudah diambil untuk menunda pemain naturalisasi musim depan. "Kami ikut saja apa yang sudah diputuskan bersama," ujarnya singkat. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by biboy enguio official IG (@eenguio)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement