Rabu 16 Dec 2020 21:30 WIB

Karantina Pertanian Semarang Beri Bimtek 50 Petani Milenial

Para petani milenial didorong untuk mengekspor hasil pertaniannya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Petani milenial mengemas sayur organik untuk dijual di pasar digital (ilustrasi). Karantina Pertanian Semarang, Jawa Tengah memberikan bimbingan teknis (bimtek) Prosedur Ekspor Produk Pertanian kepada 50 orang petani muda.
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA
Petani milenial mengemas sayur organik untuk dijual di pasar digital (ilustrasi). Karantina Pertanian Semarang, Jawa Tengah memberikan bimbingan teknis (bimtek) Prosedur Ekspor Produk Pertanian kepada 50 orang petani muda.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dalam upaya mendorong produktifitas dan peningkatan hasil pertanian, Karantina Pertanian Semarang, Jawa Tengah memberikan bimbingan teknis (bimtek) Prosedur Ekspor Produk Pertanian kepada 50 orang petani muda, dari berbagai daerah di kawasan Solo Raya.

Para petani milenial tersebut berasal dari Kabupaten Wonogiri, Karanganyar serta Kabupaten Sragen. Dalam bimbingan teknis ini, mereka mendapatkan pembinaan dan pelatihan untuk mendongkrak berbagai hasil komoditas pertanian yang potensial di pasar internasional.

Baca Juga

Harapannya, para petani milenial peserta bimbingan teknis ini akan mampu bereksplorasi dalam memajukan serta meningkatkan berbagai komoditas hasil pertaniannya, sekaligus mendukung program Gerakan Peningkatan Ekspor Pertanian (Gratieks).

"Termasuk dalam upaya memecahkan permasalah serta kendala ekspor, yang masih mereka hadapi selama ini," kata Kepala Karantina Pertanian Semarang, Parlin Robert Sitanggang di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/12).

Ia mengatakan, dalam bimbingan teknis ini, para peserta mendapatkan kesempatan berbagi ilmu dan pengalaman bersama para praktisi pengembangan teknologi hasil pertanian seperti Direktur PT KAM serta Direktur CV BK, Diah Tristiani.

Parlin mengatakan, keduanya merupakan orang- orang yang memiliki segudang pengalaman untuk ditularkan kepada para petani muda. Sesi berbagi pengalaman ini diharapkan mampu membuka akses komoditas pertanian Indonesia ke pasar internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement