Rabu 16 Dec 2020 16:51 WIB

Yogyakarta Prioritaskan Gaet Wisatawan Lokal

Pariwisata diharapkan tetap tumbuh meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Alat cuci tangan tanpa sentuh ditempatkan di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/12). Pemasangan detektor suhu otomatis ini untuk memantau kondisi pengunjung saat berwisata di Malioboro. Selain 30 detektor suhu, juga ada 34 tempat cuci tangan tanpa sentuh. Fasilitas ini untuk memberikan kenyamanan di Malioboro sekaligus mengurangi risiko penularan Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Alat cuci tangan tanpa sentuh ditempatkan di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/12). Pemasangan detektor suhu otomatis ini untuk memantau kondisi pengunjung saat berwisata di Malioboro. Selain 30 detektor suhu, juga ada 34 tempat cuci tangan tanpa sentuh. Fasilitas ini untuk memberikan kenyamanan di Malioboro sekaligus mengurangi risiko penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memprioritaskan untuk menggaet wisatawan lokal pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021 nanti. Dengan begitu, sektor pariwisata tetap tumbuh meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Kota Yogyakarta tidak menutup destinasi wisatanya di saat libur Nataru nanti. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, Kota Yogyakarta memiliki potensi wisata yang cukup besar.

Baca Juga

Menurut dia, tidak mudah untuk menumbuhkan minat wisatawan lokal. Kreatifitas menjadi hal yang penting dalam menggaet wisatawan lokal untuk mengunjungi Kota Yogyakarta.

"Kita harus kreatif, memberikan inovasi-inovasi baru yang unik dan berpotensi menarik minat wisatawan," kata Heroe yang juga Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, Rabu (16/12).

Menurutnya, di masa pandemi ini banyak masyarakat yang mengubah perilaku wisatanya. Heroe mencontohkan, dulu wisatawan berkunjung hampir di semua destinasi wisata yang ada.

Namun, perilaku wisata di tengah pandemi saat ini sudah berubah dengan hanya fokus terhadap destinasi wisata tertentu. "Di masa pandemi ini mereka lebih banyak fokus pada destinasi wisata yang diinginkan saja," ujarnya.

Untuk itu, katanya, kedalaman destinasi wisata, eksplorasi dan kreasi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan sektor pariwisata. Selain itu, layanan dan perilaku wisata yang disajikan saat mengandalkan wisatawan lokal juga harus disesuaikan.

Pemkot, kata dia, telah membuka jalur sepeda ke kampung-kampung. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan memberikan nuansa berbeda kepada wisatawan.

"Kami juga memberikan penanda di gedung-gedung yang memiliki nilai sejarah, dengan harapan setiap bangunan dan tanah yang ada di Kota Yogya ini kaya akan teks dan konteks. Sehingga wisatawan betah untuk berkunjung ke Yogya," ucap dia.

Kota Yogyakarta memang mengandalkan sektor pariwisatanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang mengatakan, dampak ekonomi dari sektor pariwisata ini diperoleh dari aktivitas belanja, menginap dan aktivitas wisata lainnya yang dilakukan oleh wisatawan.

"Belanja wisatawan ini didasarkan atas pasokan dan permintaan wisatawan yang berkunjung ke Yogya. Dan di situasi pandemi saat ini, hal-hal tersebut perlu dirumuskan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement