Rabu 16 Dec 2020 13:26 WIB

Erick: Jika Covid tak Selesai Indonesia Sulit Tumbuh di 2022

Erick menekankan semua pihak harus bergotong royong dalam menyelesaikan pandemi Covid

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat menghadiri Indonesia Digital Conference bertajuk Digitalisasi BUMN yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada Rabu (16/12).
Foto: Tangkapan Layar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat menghadiri Indonesia Digital Conference bertajuk Digitalisasi BUMN yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada Rabu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menilai jika pandemi Covid-19 tidak bisa terselesaikan maka Indonesia tidak mungkin tumbuh pada kuartal II-2022. "Kalau kita tidak bisa menyelesaikan pandemi Covid-19,tidak mungkin kita akan tumbuh pada kuartal II tahun 2022," ujar Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Rabu (16/12).

Maka dari itu, Menteri BUMN kembali menekankan semua pihak harus bergotong royong dalam menyelesaikan pandemi Covid-19, namun transformasi di dunia usaha tetap berjalan dengan baik. "Seperti disampaikan di awal, program kita tidak terbalik-balik. Program kita Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, Indonesia Tumbuh sama, ini yang bisa kita jabarkan," kata Erick.

Baca Juga

Sebelumnya Erick Thohir menegaskan tugas vaksinasi Covid-19 bisa selesai dalam waktu 8-9 bulan jika semua pihak saling bergotong royong dan berkoordinasi.

Ia berharap masyarakat yang ekonominya mampu untuk masuk ke dalam program vaksin mandiri. Selain itu dalam melakukan vaksinasi sesuai Perpres 99 tahun 2020, tentu Kementerian BUMN mendapatkan tugas dari pemerintah untuk melakukan vaksin mandiri sesuai dengan tupoksi yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ada dua macam vaksin yang akan dilakukan pemerintah yakni vaksin bantuan pemerintah dan vaksin mandiri. Untuk detail vaksin bantuan pemerintah, Kemenkes yang memang memiliki domain untuk menjelaskan secara detail tetapi sekarang memang diutamakan untuk tenaga kesehatan, tenaga yang langsung berdampak ke publik, dan memang rakyat yang termiskin.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement