Selasa 15 Dec 2020 23:15 WIB

Yogyakarta Integrasikan Berbagai Potensi Wisata di Giwangan

Potensi wisata tersebut masih dikelola secara parsial oleh kelompok masyarakat.

Yogyakarta Integrasikan Berbagai Potensi Wisata di Giwangan (ilustrasi).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Yogyakarta Integrasikan Berbagai Potensi Wisata di Giwangan (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan pendekatan dari sektor pariwisata untuk pengembangan Yogyakarta bagian selatan, salah satunya mengintegrasikan berbagai potensi wisata di Kelurahan Giwangan untuk kemudian diintegrasikan lebih luas dengan potensi wisata di wilayah sekitarnya.

“Di Giwangan ada banyak potensi wisata. Begitu pula wilayah sekitarnya. Akan lebih baik jika potensi-potensi wisata itu saling diintegrasikan sehingga memudahkan dalam pengembangannya,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa (15/12).

Sejumlah potensi wisata yang ada di Giwangan di antaranya Bendung Lepen, Lembah Gajah Wong (Legawong), Dermaga Cinta, dan sejumlah kampung agrowisata tematik seperti kampung kelengkeng, anggur, alpukat, dan manggis.

Berbagai potensi wisata tersebut masih dikelola secara parsial oleh kelompok masyarakat dan bersifat pemberdayaan langsung untuk masyarakat. Potensi wisata yang cukup besar tersebut, lanjut Heroe, harus dikelola secara bersama-sama melalui kelompok sadar wisata. “Ego kelompok atau kawasan harus bisa disingkirkan terlebih dulu,” katanya.

Heroe menambahkan, lokasi Giwangan juga cukup strategis karena berdekatan dengan kawasan cagar budaya Kotagede yang selama ini sudah cukup dikenal sebagai tujuan wisata budaya.

“Sebentar lagi juga akan ada Taman Budaya di kawasan Embung Giwangan. Di sekitarnya juga ada Balai Benih Ikan, UPT Cor Logam, hingga pasar ikan. Semuanya harus bisa diintegrasikan,” katanya.

Keberadaan Terminal Giwangan, lanjut Heroe, juga mendukung upaya pengembangan Yogyakarta bagian selatan karena terminal tersebut dapat difungsikan sebagai “hub” atau pintu masuk wisatawan.

“Hanya saja, pemanfaatan Terminal Giwangan sebagai terminal wisata ini belum bisa kami pastikan karena ada beberapa bagian aset terminal yang diserahkan ke pemerintah pusat,” katanya.

Namun demikian, Pemerintah Kota Yogyakarta masih memiliki pilihan lain yaitu menjadikan Pasar Seni dan Kerajinan XT-Square sebagai “hub”.

“Nantinya, akan ada master plan untuk pengembangan Yogyakarta bagian selatan termasuk integrasi potensi wisata yang ada dan bagaimana alur kunjungan wisatawan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Giwangan Makmur Rowi Sutaryo mengatakan, akan mencoba mengintegrasikan kemampuan BKM, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), komunitas, dan kelurahan untuk bersama-sama mengembangkan potensi wisata di Giwangan.

“Kami pun berharap agar pokdarwis bisa memiliki peran yang lebih kuat untuk mendukung upaya integrasi ini karena dinamika di masyarakat juga cukup tinggi,” katanya.

Upaya integrasi potensi wisata di Kelurahan Giwangan juga sudah dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Salah satu potensi wisata di Giwangan yaitu Bendung Lepen mampu mencatatkan perputaran uang hingga sekitar Rp300 juta per bulan, bahkan di masa pandemi Covid-19. Di kawasan tersebut terdapat 30-40 usaha kecil mikro (UKM) yang terlibat.

Di kawasan tersebut, wisatawan dapat menikmati suasana Sungai Gajah Wong atau sekadar memberi makan ribuan ikan di saluran irigasi yang juga difungsikan sebagai tempat budi daya ikan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement