Selasa 15 Dec 2020 20:28 WIB

Positivity Rate Covid RI yang Dinilai Wiku Sangat Berbahaya

Positivity Rate Covid-19 Indonesia jauh di atas standard WHO.

 Petugas kesehatan dengan jas hazmat mengumpulkan sampel spesimen selama drive melalui uji coba swab COVID-19 di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 15 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Petugas kesehatan dengan jas hazmat mengumpulkan sampel spesimen selama drive melalui uji coba swab COVID-19 di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 15 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Zainur Mashir, Rr Laeny Sulistyawati

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat bahwa angka positivity rate atau tingkat positif di Indonesia jauh di atas standar dunia. Pada Ahad (13/12) misalnya, angka positivity rate tercatat mencapai 24,41 persen. Angka itu jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebesar 5 persen.

Baca Juga

"Tingginya positivity rate tunjukkan masih tingginya penularan yang terjadi. Hal ini sangat berbahaya. Positivity rate yang tinggi hanya dapat ditekan melalui kepatuhan masyarakat terhadap prokes," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (14/12).

Pada Selasa (15/12), angka positivity rate Covid-19 dilaporkan sebesar 15,75 persen. Angka ini memberi gambaran bahwa setiap 100 orang yang dites hari ini, ditemukan 15-16 orang positif Covid-19.

Kendati masih cukup tinggi, namun capaian tingkat positif hari ini membaik dibanding laporan Ahad-Senin kemarin. Pada Ahad (13/12) misalnya, angka positivity rate tercatat 24,41 persen. Sementara pada Senin (14/12), positivity rate dilaporkan 18,68 persen. Sedangkan angka positivity rate keseluruhan untuk Indonesia, per hari ini mencapai 14,47 persen.

Perbaikan angka positivity rate hari ini tidak lepas dari peningkatan kapasitas pemeriksaan Covid-19. Per Selasa (15/12), jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 60.700 spesimen, jauh di atas capaian Senin kemarin sebanyak 42.006 spesimen. Jumlah orang yang diperiksa hari ini juga cukup tinggi, 38.849 orang. Angka ini juga naik dibanding capaian pada Senin kemarin, 29.376 orang.

Pada Selasa ini, dilaporkan ada penambahan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 6.120 orang. Dari angka tersebut, Jawa Barat menyumbang kasus terbanyak yakni 1.256 orang. Sementara DKI Jakarta yang biasanya di posisi puncak kasus harian, justru turun ke peringkat dua dengan 1.117 kasus baru.

Wiku meminta satgas di daerah dan pemerintah daerah untuk memperketat penegakan disiplin terhadap warga yang melanggar protokol kesehatan. Ia mengingatkan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan merupakan kunci untuk pencegahan penularan Covid-19, bahkan apabila vaksinasi sudah berjalan sekalipun.

Mengantisipasi lonjakan kasus yang kembali terjadi pascalibur panjang akhir tahun 2020 ini, pemerintah juga menyiapkan sejumlah skenario penambahan kapasitas tempat tidur. Saat ini tercatat ada 921 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia dengan total tempat tidur sebanyak 42.091 unit.

Apabila lonjakan pasien terjadi di rentang 20-50 persen dari kapasitas normal, Wiku menegaskan seluruh RS rujukan masih mampu menampung. Apabila kenaikan jumlah pasien mencapai 100 persen, maka pihak RS bisa mengonversi ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan Covid-19

"Jika kenaikan lebih 100 persen atau dua kali lipat lebih, maka pemda dapat dirikan tenda darurat di area RS atau dirikan RS lapangan atau darurat covid bekerja sama dengan BNPB atau TNI di luar area," kata Wiku.

Berdasarkan data dari Our World in Data, kasus pekanan Covid-19 di Indonesia tercatat tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Mengutip data tersebut dengan pembaruan pada Selasa (15/12), kasus mingguan sejak 7 Desember hingga 13 Desember di Indonesia mencapai 42.024 kasus. Jumlah kasus mingguan itu, berbanding terbalik dengan Thailand, Singapura hingga Vietnam.

Pada periode yang sama, Thailand hanya mencatatkan 130 kasus infeksi Covid-19. Sementara, Singapura mencatatkan kasus mingguan 60 kasus, dan Vietnam 31 kasus.

Dalam cakupan lebih luas, di Asia, mengutip Worldometer Selasa (15/12), Indonesia saat ini menduduki posisi keempat sebagai negara dengan jumlah kasus positif terbanyak dengan total kasus 623.309. Jumlah itu, masih terlalu tinggi, jika menilik pada keseluruhan kasus di negara-negara Asia yang kini berjumlah 19.181.189 orang.

Menurut pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia dr. Pandu Riono. grafik yang disajikan Our World in Data menjadi bukti dari ketat atau longgarnya pembatasan sosial yang dilakukan oleh setiap negara.

"Iya, dan selain dari tes, pelacakan serta isolasi yang terus jalan," ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (14/12).

Dia beranggapan, pembatasan sosial di Indonesia yang tidak terlalu ketat, juga menjadi awal peningkatan kasus yang terus menanjak saat ini.  Karenanya, ia meminta agar pemerintah bisa konsisten mengedukasi dan melakukan komunikasi dengan masyarakat menyoal pandemi Covid-19 pada warga.

Ketika ditanya upaya Indonesia yang saat ini dinilai meningkat, ia menampiknya. Bahkan, masih dirasakannya sangat kurang. "(Masih) jauh dari optimal," ungkap dia.

photo
Laju kasus Covid-19 per pekanan di Asia Tenggara - (Our World in Data)

Total 363 nakes wafat

Buruknya pandemi Covid-19 di Indonesia diperparah dengan terus bertambahnya tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal dunia akibat Covid-19. Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat data tenaga medis yang wafat akibat Covid-19 total sebanyak 363 jiwa hingga per Selasa (15/12).

"Dari Maret hingga pertengahan Desember 2020 ini, terdapat total 363 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid, yang terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 146 perawat," kata Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (15/12).

Ia menyebutkan, para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum (empat guru besar), dan 92 dokter spesialis (tujuh guru besar), serta dua residen, dan satu dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). Sementara itu, berdasarkan sebaran provinsi, paling banyak dokter meninggal di Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

"Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita Covid baik yang dirawat maupun yang orang tanpa gejala (OTG). Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid-19," ujar Adib.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sri Hananto Seno mengimbau masyarakat agar memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Covid.

"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi terutama mengingat penularan utama Covid adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," ujarnya.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah mengutip data bahwa selain perawat yang bertugas di Rumah Sakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua. Hal ini menandakan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.

"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya," katanya.

 

photo
Efek Buruk Libur Panjang: Masyarakat Mulai tak Patuh Gunakan Masker - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement