Selasa 15 Dec 2020 15:47 WIB

Bakti Nusa Yakin Ciptakan Sustainable Finance Lewat Wakaf

Alumni Bakti Nusa digembleng untuk training ZISWAF bertema Wakaf dan Peradaban

KH. Wahfiudin Sakam, SE. MBA., Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa, membersamai para alumni dalam dua sesi Training ZISWAF bertema “Kekayaan Harta” dan “Wakaf dan Peradaban”.
Foto: Dompet Dhuafa
KH. Wahfiudin Sakam, SE. MBA., Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa, membersamai para alumni dalam dua sesi Training ZISWAF bertema “Kekayaan Harta” dan “Wakaf dan Peradaban”.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mewadahi pemuda dalam pengembangan kepemimpinan yang berintegritas, transformatif, dan kontributif untuk wujudkan pemimpin Indonesia berdaya bukanlah hal mudah. Berfokus pada peningkatan kapasitas pemuda, Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) yang bernaung di bawah Dompet Dhuafa Pendidikan menggelar National Mission 2020 secara daring.

National Mission digadang menjadi sarana pengukuhan pemimpin muda yang berintegritas. 138 alumni BAKTI NUSA 8 dan 9 dari 21 kampus terbaik di Indonesia digembleng menjadi pemuda terbaik melalui serangkaian kegiatan serta training. Pada Ahad (13/12) kemarin, KH. Wahfiudin Sakam, SE. MBA., Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa, membersamai para alumni dalam dua sesi Training ZISWAF bertema “Kekayaan Harta” dan “Wakaf dan Peradaban”.

KH. Wahfiudin Sakam mengatakan di luar negeri wakaf banyak dilakukan oleh orang-orang kaya. Sedangkan di Indonesia, orang yang secara ekonomi lemah juga bisa ambil bagian menjadi wakif. “Jangan heran jika negara kita ditetapkan sebagai negara dengan penduduk paling dermawan oleh World Giving Index”.

Kekuatan wakaf menurutnya harus bisa dimaksimalkan oleh pemuda terutama untuk pengembangan ekonomi umat dalam rangka kesejahteraan dan keadilan sosial. Hematnya, pemuda memiliki kemampuan mumpuni mengembangkan ekonomi kreatif berbasis teknologi untuk menciptakan wakaf produktif.

“Pemuda adalah ujung tombak kemajuan negara ini, pemuda juga memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan. Banyak upaya bisa diusahakan salah satunya membuat proyek kemanusiaan bersama,” tutur KH. Wahfiudin Sakam. 

Dengan adanya pengukuhan para alumni, ia berharap mulai saat ini mereka bisa mengambil peran-peran kepemimpinan dalam lingkup yang lebih luas dengan membangun profil pemimpin yang baik dan mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Karena berwakaf tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang berharta, namun para pemuda yang belum memiliki harta berlebih.

“Bersinergilah karena efek sinergi ditandai adanya tambahan kemampuan disertai gerakan kemanusiaan bersama. Pemuda hanya membutuhkan keinginan, kemauan, tekad serta keikhlasan dalam melakukan hal-hal baik sesuai kemampuan dan keahliannya. 

Sebab wakaf memiliki potensi tinggi sebagai “Sustainable Finance” di Indonesia,” tukasnya menutup seluruh rangkaian National Mission 2020 yang telah terselenggara pada 28 dan 29 November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement