Selasa 15 Dec 2020 14:33 WIB

AstraZeneca Batal Libatkan Anak dalam Uji Coba di Inggris

Sebelumnya, anak-anak berusia di atas lima tahun dilibatkan dalam uji coba vaksin.

Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.
Foto: EPA
Vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford diperkirakan bisa diperoleh seharga tiga dolar AS, sekitar Rp 42 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen obat AstraZeneca mengeluarkan anak-anak dari uji klinis tahap menengah hingga akhir vaksin Covid-19 mereka di Inggris, demikian daftar uji klinis di Amerika Serikat pada Senin (14/12). Uji klinis dengan lebih dari 12 ribu partisipan sebelumnya melibatkan anak-anak di atas usia lima tahun dengan persetujuan orang tua mereka.

Hanya saja, data uji klinis milik Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat diperbarui pada 10 Desember guna membatalkan sub kelompok tersebut termasuk anak-anak. Pengembang vaksin lainnya, seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna sedang menguji calon vaksin mereka pada anak-anak muda berusia 12 tahun guna mengetahui lebih lanjut seberapa efektif vaksin mereka pada kelompok usia yang lebih luas.

Baca Juga

AstraZeneca, yang sedang mengerjakan vaksin bersama Universitas Oxford, tidak langsung menanggapi permintaan untuk berkomentar. Spektrum usia yang lebih luas pada uji klinis dapat membantu para pengembang memahami seberapa ampuh vaksin mereka pada populasi yang lebih besar. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Oktober mengatakan bahwa anak-anak tidak boleh direkomendasikan untuk vaksinasi Covid-19 awal.

Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca menghasilkan respons imun yang kuat pada orang dewasa yang lebih tua, menurut data yang diterbitkan pada November. Pernah menjadi yang terdepan, AstraZeneca kini diambil alih oleh Pfizer dan mitranya dari Jerman BioNTech serta Moderna dalam perlombaan pengembangan vaksin Covid-19.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement