Selasa 15 Dec 2020 09:45 WIB

Kebangkitan Seni Kaligrafi Arab pada 2020

Kaligrafi Arab bangkit pada 2020.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Tulisan kaligrafi arab (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tulisan kaligrafi arab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Deklarasi Kerajaan pada 2020 sebagai Tahun Kaligrafi Arab, membuat kebangkitan seni kian meningkat.

Beberapa kota Saudi menawarkan sesi untuk pria dan wanita, yang memungkinkan peserta untuk terhubung kembali dengan warisan kaligrafi Arab. Platform lain untuk menerima dan mendukung ide, serta pendapat juga telah diluncurkan.

Baca Juga

Ahli kaligrafi, Reem Al-Qahtani mengungkapkan alasan mengapa banyak wanita saat ini tertarik untuk menghidupkan kembali kaligrafi Arab. "Itu karena kecintaan mereka pada kecantikan," kata dia dilansir dari laman Arab News pada Selasa (15/12).

Disebutkan bahwa estetika bukanlah satu-satunya motivasi. Mereka yang mempelajari kaligrafi segera mengetahui bahwa kaligrafi ditandai dengan keteraturan, keseimbangan, dan proporsi, hal itu membutuhkan kesabaran untuk melaksanakannya.

"Merupakan prioritas bagi kami, umat dari Dua Masjid Suci, untuk melestarikan

warisan agung ini," kata Reem Al-Qahtani.

Dia mengatakan, interaksi antara pria dan wanita meningkat selama inisiatif Tahun Kaligrafi Arab, terutama karena beragam kegiatan yang tersedia untuk semua segmen masyarakat.

"Semangat ini pasti akan tetap ada pada semua orang yang mendapat kehormatan untuk belajar tentang kaligrafi Arab dan pola Islam," kata dia.

Berkaitan dengan cara melestarikan warisan ini di kalangan anak muda, Al-Qahtani mengemukakan bahwa kaligrafi Arab secara historis terkait dengan wahyu tulisan. Dia mengatakan, sebelum menjadi bentuk seni tersendiri, kaligrafi merupakan alat dokumentasi.

"Merupakan prioritas bagi kami, umat dari Dua Masjid Suci, untuk melestarikan warisan agung ini. Kita harus mempelajarinya dan mewariskannya kepada generasi yang lebih muda sehingga mereka bangga dengan nilai-nilai keislaman kita yang sudah lama ada," kata penulis kaligrafi itu.

Ia mengimbau kepada seluruh instansi pemerintah dan swasta untuk melancarkan berbagai kegiatan, serta inisiatif guna mendongkrak peran kaligrafi Arab.

"Mengingat perkembangan teknologi modern, pentingnya kaligrafi Arab terletak pada kenyataan bahwa kaligrafi Arab dianggap sebagai sarana komunikasi yang semakin banyak orang pelajari meskipun semua kemajuan pesat," kata Kaligrafer Masjid Agung Ibrahim Al-Rafei.

Al-Rafei melanjutkan, berapa pun usia alat pembuat kaligrafi, dia dapat mengintegrasikannya dengan teknologi komputer.

Meskipun huruf komputer distandarisasi, huruf pembuat kaligrafi adalah miliknya sendiri. Kaligrafer memiliki jejaknya sendiri. Garis-garisnya mengekspresikan identitas, kepribadian, keunikan, dan kebanggaannya saat ia memadukan tulisan klasik dengan semangat dan estetika zaman.

Dia mengatakan, menulis dalam bahasa Arab menjaga bahasa dan kesinambungan penggunaannya sebagai alat komunikasi. Menurut dia, salah satu alat bahasa yang paling penting, secara estetika dan visual, adalah kaligrafi Arab, yang bahkan menarik perhatian penutur non-Arab.

Dia menekankan pentingnya mengajarkan kaligrafi Arab kepada generasi muda. Hal ini karena meningkatkan kepercayaan diri, dan kebanggaan mereka terhadap budaya Arab.

"Selama 32 tahun pengalaman saya mempelajari kaligrafi Arab, mulai dari Masjidil Haram, tempat saya belajar selama 17 tahun terakhir, semua lapisan masyarakat telah menunjukkan semangat untuk mempelajari berbagai gaya kaligrafi Arab," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement